📚 Part 17 : Life

65.3K 9.2K 834
                                    

... SELAMAT MEMBACA ...

~•••~
"Jangan bandingkan hidup kita dengan melihat kebahagiaan orang lain. Tapi bandingkanlah kehidupan kita dengan penderitaan mereka. Barulah kita akan sadar betapa pentingnya bersyukur."
~•••~

Sudah hampir satu jam Alexa menunggu di koridor rumah sakit. Dia benar-benar khawatir dengan keadaan Rere yang masih belum sadar juga.

Seorang cowok tiba-tiba datang lalu duduk di samping Alexa. Dia adalah orang yang tadi menolong Rere.

Alexa cukup terkejut saat melihat aksinya dan dia juga bersyukur karena cowok itu berhasil menyelamatkan temannya.

"Makasih," ujar Alexa sambil menatap cowok itu.

Cowok itu menghela napasnya. "Gue nggak tau siapa lo sebenarnya. Tapi apa lo salah satu dari mereka?" tanyanya.

Kening Alexa berkerut tidak mengerti. "Mereka siapa?"

"Orang-orang yang suka bully adek gue," jawab cowok itu membuat Alexa terkejut.

Ternyata dia adalah kakaknya Rere. Pantas saja wajah mereka sedikit mirip. Alexa menatap cowok itu yang juga menatapnya, lalu dia menggelengkan kepalanya.

"Bukan, gue justru berusaha buat bantu dia. Tapi Rere ..." Alexa menggantungkan ucapannya.

"Gue nggak tau kehidupan SMA itu kayak apa. Gue juga nggak ngerti kenapa sampe bisa ada murid yang di-bully kayak adek gue," ujarnya.

Alexa semakin dibuat bingung dengan ucapan cowok itu. "Maksud lo apa? Gue nggak ngerti."

Cowok itu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi lalu menatap lurus ke depan. Sedangkan Alexa terus menatapnya, dia menunggu jawaban dari cowok itu.

Nama cowok itu adalah Akbar. Dia adalah kakaknya Rere. Mereka hanya berbeda dua tahun saja. Sejak kecil keluarganya hidup dengan susah. Untuk makan saja mereka harus berkerja keras atau terkadang berhutang ke warung.

Orang tua mereka cuma pengumpul barang bekas. Bahkan Akbar hanya sekolah sampai SMP, itu saja tidak sampai lulus. Tapi Rere, dia punya semangat yang tinggi untuk terus bersekolah demi mengubah nasib keluarganya.

Dia belajar siang dan malam agar bisa sekolah dengan gratis. Dan usahanya tidak sia-sia, Rere berhasil mendapatkan beasiswa sejak dia masih SMP bahkan sampai sekarang.

Tapi akhir-akhir ini, ayah mereka sering sakit-sakitan. Alhasil Rere berusaha membantu keluarganya agar bisa makan setiap hari. Akibatnya, Rere jarang belajar karena terlalu lelah bekerja dan nilainya pun menurun.

"Kenapa lo nggak bantu Rere? Lo bisa cari kerja, kan?" tanya Alexa.

"Gue udah kerja dan gaji gue cukup buat mereka hidup lebih baik. Tapi mereka nggak mau nerima uang dari gue," jawab Akbar.

"Kenapa?"

"Mereka pikir kerjaan gue itu haram. Makanya mereka nggak nerima pemberian apa pun dari gue."

Alexa terdiam sejenak mendengarnya. "Kerjaan lo apa?"

"Gue kerja di klub malam, gue yang sering nyediain minuman buat orang-orang di sana," jawab Akbar sambil menundukkan kepalanya.

KUTU BUKU [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang