Part 22

5.4K 357 16
                                    

Dua bulan telah berlalu hubungan Radit dan Alula semakin renggang dan selama itu mereka berdua tidak menjalin komunikasi lagi meski terkadang mereka bertemu, itupun bertemunya kebetulan karena Radit juga sudah tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di kediaman Nalendra.

Alula pun kini perlahan sudah melupakan Radit meski terkadang masih merindukannya.

Sedang di kediaman Brawijaya di yogyakarta kembali ramai karena pernikhan Raisya dengan pasangan ta'arufnya tinggal menghitung hari lagi dan sengaja keluarga itu memilih hari weekend agar Radit pun bisa hadir.

Tanpa Radit duga, menjelang tiga hari pernikahan adiknya, Ibunya menelponnya agar segera menjemputnya di Bandara, tentu membuat Radit heran dan bingung, soalnya hari H nya sudah semakin dekat mengapa kedua orang tuanya malah ke Bandung, tidak mungkin kan kalau dia datang menjemput dirinya ke Bandung, pikirnya.

Untung saja mereka tiba di sore hari setelah Radit sudah pulang dari kantor.

"Assalamu'alaikum Yah.. Bu.." sapanya ketika Radit tiba di Bandara.

"Wa'alaikumussalam, Nak!" jawab kedua orang tuanya.

"Kok--"

"Jangan bertanya kenapa kami kemari!" sela Bu Cahya.

"Heran aja Bu, acara tinggal tiga hari lagi dan lusa saya akan ke Yogya lah ngapain kalian kemari?" herannya.

"Ada deh, eh kamu uda mandi belum Nak?"

"Sudah lah Bu, orang sudah cakep begini juga," sela Radit tersenyum.

"Bawaan kalian mana?" tanya Radit heran.

"Tidak ada, kami cuman sebentar disini entar mau balik lagi," timpal Brawijaya.

"Kok gitu, penting banget ya Yah urusannya?" tanyanya lagi.

"Iya lebih penting dari urusan perusahaan," balas Brawijaya lagi.

"Kalau begitu antarkan kami sekarang Nak!" perintah Bu Cahya.

"Kemana memangnya?"

"Ke rumah Pak Nalendra."

"Aahh?? ngapain?"

"Entar juga kamu tahu," Sela Ayahnya.

"Tapi aku hanya mengantar kalian aja ya, soalnya aku masih ada urusan pekerjaan," bohong Radit.

"Loh gimana to kamu masa tidak mau nungguin kita," decak Bu Cahya.

"Nanti kalau kalian mau pulang hubungi aku lagi Bu, biar aku jemput."

"Terserah kamu Nak," timpal Brawijaya.

Butuh waktu sekitar 30 menit mereka pun tiba di kediaman Nalendra, seperti yang di katakan tadi, setelah mempertemukan kedua orang tuanya dengan Nalendra, Radit berpamitan ke suatu tempat dengan alasan urusan kerjaan.

"Silahkan duduk Bu," sambut Alzhea mempersilahkan kedua orang tua Radit.

"Wah suatu kehormatan ini Bapak dan Ibu mengunjugi kami," sambut Nalendra.

"Kami datang kesini bermaksud mengundang kalian ke acara pernikahan putri kami Raisya," papar Bu Cahya.

"Ooh, ternyata gak terasa waktu berlalu rasanya baru kemarin aja lamarannya," ujar Alzhea.

"Iya kami tunggu loh kehadiran kalian sekeluarga," timpal Brawijaya.

"Kapan acaranya?" tanya Nalendra.

"Hari Sabtu, tiga hari dari sekarang," jawab brawijaya.

"Aduh ... bukannya saya bermaksud mengecewakan kalian, hari sabtu bertabrakan dengan agenda saya." sesal Nalendra.

ALURA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang