Part 12

4.7K 341 12
                                    

Jamuan makan malam yang begitu meriah di hadiri oleh seluruh keluarga besar Brawijaya dan Cahya Ningrum.

Melihat banyak tambahan keluarga yang hadir seketika membuat nyali Alula ciut, dia menghentikan langkahnya dan mematung di tengah tangga, melihat itu Bu Cahya lantas naik menghampiri menantunya sedang Radit tidak sadar jika Alula tidak lagi mengikutinya turun.

"Kok kamu bengong sayang? sini ikut gabung bersama, mereka semua ini sekarang sudah menjadi keluarga kamu juga," papar Bu cahya menarik tangan Alula turun dari tangga.

"Loh, kirain tadi kamu di belakang Mas," timpal Radit yang kembali naik menghampiri Alula dan ibunya.

"Makanya tangan istrinya jangan di lepas" seloroh Bu Cahya.

Seperti mengadakan pesta besar, rumah kediaman Pak Brawijaya sangat ramai oleh keluarga besar dari kedua belak pihak, Alula semakin risih dibuatnya dan menundukkan kepalanya berjalan mengikuti dimana mertuanya membawanya.

Riuh canda dan tawa sudah terdengar di ruang tengah rumah itu, semuanya berkumpul duduk melantai dengan makanan yang sudah terhidang di depan mereka, sebagian juga duduk di kursi meja makan.

Tiba di ruang tengah Radit menarik tangan Alula untuk duduk melantai bergabung bersama para sepupunya hanya moment-moment seperti ini mereka bisa berkumpul karena semua mempunyai kesibukan masing-masing. Dan para orang tua sudah duduk manis di kursi meja makan.

"Kenalkan ini semua sepupu-sepupu aku, sekarang mereka keluarga kamu juga," terang Radit yang di balas anggukan oleh Alula.

"Tidak usah malu-malu Mbak," timpal Raisya yang sedari tadi melihat Alula tidak merasa nyaman.

"Iya biasa aja, kitakan saudara!" timpal yang lainnya lagi.

"Kamu mau yang mana? Mas ambilin," tanya Radit ke Alula yang masih menunduk malu.

"Ahhh .. pengantin  baru mah emang gitu suka bikin ngiri," ucap Rafi

"Mulai lagi deh, tahaaaann Lula.. tahaaaannnn... " batin Alula.

"Jadi ingat awal nikah dulu Mas Rafi juga gitu, over malah. Eh sekarang uda punya satu anak bawaannya ngeselin mulu, gak ada lagi kata romantisnya seperti ini, kamu udah maka sayang? kamu ngapain sayang? Mas suapin ya! Lah sekarang nunjuk-nunjuk aja kerjanya, beresin tuh!! bisa sendirikan? bahkan ya ART pada mudik dia cuman liatin aku doang angkat galon, ngeselin gak tuh," celoteh Athifah.

"Benar juga tuh Awalnya aja yang semanis madu dan selembut kapas, entar dimakan tahun apa lagi uda punya anak naudzu billah.. ampun bang!!" timpal sepupunya yang lain.

"Jangan dengar mereka kita makan aja," bisik Radit di telinga Alula.

"Masa sih Rafi seperti itu?" timpal Barawijaya.

"Nggak kok Yah, ngawur aja tuh tifa," balas Rafi.

"Ngawur apanya? orang kamu gitu kok," sela Athifah.

"Ya kan waktu itu Mas rapat Online sayang, kamunya aja yang gak sabar nunggu sampai Mas selesai rapat." bela Rafi.

"Tapi emang kamu uda berubah kok Mas."

"The power of Drama" sindir Raisya.

"Emang benar kok seperti itu, aku aja yang dulunya masih pacaran, Mas Raga selalu perhatian bahkan sampai ke akar-akarnya ehh pas udah nikah kerjain sendiri yank kan bisa, kamu sendiri aja ya! Mas gak bisa ngantarin, ngeselin gak tuh," Timpal sepupunya lagi.

"Apa memang seperti itu ya kehidupan rumah tangga? tapi Papa gak gitu ke Mama," Sela Alula.

"Kamu liat aja nanti beberapa bulan kedepan. Apa Mas Radit masih seperti itu?" Balas Athifah.

ALURA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang