Part 21

5.1K 356 6
                                    

Setelah pertemuan itu Radit semakin intens ke rumah Nalendra, meski kedatangannya tidak pernah disambut oleh Alula dia tidak peduli, bahkan jika ke rumah itu pun tidak pernah melihat batang hidung Alula yang membuatnya merindu setengah mati meski dia tau jika Alula sudah membuka hatinya untuk laki-laki lain.

Dia tidak peduli sebelum janur kuning melengkung, tapi sayangnya Alula selalu saja menghindarinya.

Terkadang juga Radit berada di fase jenuhnya memperjuangkan cintanya, merasa jika memang sudah di takdirkan seperti ini karena dia pun melihat kedekatan Alula dan Hilman yang mengharuskan hatinya untuk mengikhlaskan semuanya.

Sedang Alula sekarang ini sudah duduk berdua di sebuah cafe tempatnya sering nongkrong.

Alula tidak pernah menduga jika Kanaya menarik tangannya keluar dari kampus mengajaknya nongkrong di Cafe, tapi diam-diam Alula mengirimkan pesan WA kepada Hilman agar segera menyusulnya, dia takut jika Kananya berbuat lebih karena kecemburuannya.

"Namamu Alula kan anak FAPSI?" tanya Kanaya.

"Iya Kak, ada apa ya sampai menyeret saya kemari," gugup Alula.

"Ada yang ingin saya omongin, tapi sebelumnya saya minta maaf karena langsung menarik kamu tadi, soalnya kamu tau sendirikan hungungan kamu dengan Pak Hilman sudah menjadi trending topik di kampus."

"Iya sih, terus?" tanya Alula menyerngitkan keningnya.

"Saya sengaja menarik kamu cepat biar gak jadi perhatian, Maaf ya..!"

"Gak apa kok Kak cuman kaget aja tadi."

"Boleh nanya gak?"

"Apa itu Kak?"

"Sudah berapa lama hubungan kamu dengan Pak Hilman? soalnya kan dia Baru di kota ini, atau kamu sudah mengenal sejak lama gitu?"

"Hubungan kami sejak saya pindah ke kota ini," timpal Hilman yang baru saja mendudukkan dirinya di samping Alula.

Kanaya terkejut dan langsung terdiam menatap ke arah Alula.

"Maaf Kak, saya yang memanggilnya kemari soalnya tadi takut banget," jelas Alula.

"Kebetulan juga sih Nay ada yang ingin aku omongin sama kamu, sampai detik ini saya masih menunggu jawaban kamu loh," timpal Hilman.

"Jawaban apa?"

"Kheem ... sorry menyela, kalian ngobrolnya berdua aja ya, aku mau pulang dulu udah gerah," sela Alula.

"Sayaaang, jangan main kabur-kaburan temani Mas disini," ucap Hilman menarik ransel Alula.

"Paan Sih Mas."

Hilman kembali menarik Alula menyuruhnya duduk, membuat hati Kanaya bagaikan tertusuk jarum melihatnya.

"Mumpung ada Alula disini menjadi saksi, aku mau nanya sama kamu Nay, mengapa kamu selalu menghindariku dan belum memberikan jawaban sampai saat ini," desak Hilman.

"Jawaban Apa sih?" pura-pura Kanaya.

"Aku pernah nembak kamu kalau kamu lupa."

"Apa memang sama sekali kamu tidak memiliki perasaan ke aku? dan mengapa selama disini kamu selalu menghindariku," imbuh bagas lagi.

"Ngapain juga pertanyakan perasaan dan jawaban aku, Mas kan sudah punya yang lain," jawab Kanaya menunduk enggan menatap Hilman.

"Jadi kamu terima kalau aku sama Alula?" pancing Hilman.

"Emang kan Mas udah sama Alula." balas Kanaya.

"Jadi kamu benar tidak ada perasaan sama sekali?" tanya Hilman lagi.

ALURA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang