Part 4

4.3K 320 39
                                    

Hanya ada air mata yang berderai menemani sunyinya, di dalam kamarnya Alula mendudukkan dirinya di lantai bersandar di balik pintu kamarnya, meneteskan air mata tanpa suara menatap langit-langit kamar.

"Sesakit inikah mencintai tanpa dicintai?" batinnya.

cukup lama Alula termenung di balik pintu hingga lelah dengan segala pergolakan hatinya, Dia pun beranjak membersihkan dirinya yang sudah kegerahan.

"Semangat Lula, kamu gadis yang kuat," gumamnya.

Dengan mata sembabnya, Alula melangkah masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Usai membersihkan diri dan berpakaian, Alula menatap intens dirinya di depan cermin sembari meraba pantulannya sendiri dan bergumam ke arah pantulannya.

"Relakan dia yang tidak akan pernah bisa kamu miliki Alula, mungkin dia bukan yang terbaik buat kamu, bahkan mungkin kamu bisa mendapatkan yang lebih baik darinya, lupakan dia, hempaskan dia dari hatimu, hidup kamu bukan semata untuk memikirkan dirinya, Fighting Alula," ucapnya menyemangati dirinya dipantulan cermin.

Seperti yang di katakan Radit siang tadi, dirinya kini sudah berada di kediaman Nalendra, selain membahas masalah pekerjaan Radit juga sudah menganggap keluarga Nalendra seperti keluarganya sendiri.

Selama ini Radit hanya seorang diri tinggal di Bandung selain dengan ke empat ARTnya, karena kedua orang tua dan keluarga besarnya menetap di Yogyakarta.

Dan di usianya yang masih 25 tahun dia sudah menjadi seorang jaksa yang di tempatkan di kota Bandung di bawah asuhan Nalendra hingga saat ini.

Itulah mengapa Radit selalu menghabiskan waktunya di kediaman Nalendra, karena hanya keluarga Nalendra yang dia miliki di Bandung dan hanya keluarga Nalendra dengan tangan terbuka menerima dan menganggapnya seperti keluarganya sendiri.

Alula berjalan keluar dari kamarnya menuju ke meja makan dimana semua keluarganya berkumpul termasuk Radit, mulanya Alula enggan bergabung setelah melihat kehadiran Radit yang juga bergabung di meja makan membelakanginya tapi jika dia menghindari lagi takutnya Radit curiga dengan perasaannya yang sesungguhnya.

Kembali Alula melangkahkan kakinya bergabung untuk makan malam bersama di meja makan.

"Anak gadis Mama, ngapain aja di kamar sayang kok baru keluar?" tanya Sea yang melihat Alula mendekat ke meja makan.

"Teleponan ama teman Mah," bohongnya, gak mungkinkan dia bilang kalau sedang belajar sedang ujiannya sudah berakhir.

Alula kini menarik kursi yang masih kosong tepat di samping Radit, mau bagaimana lagi hanya kursi itu yang tersisa.

Alula memantapkan hatinya untuk tidak perduli lagi dengan Radit, seakan menganggap jika Radit tidak berada disampingnya membuat Alula menghabiskan makanannya sampai tandas.

Setelah makan malam usai, mereka kini berkumpul di ruang keluarga, lagi Alula merasa malas berkumpul di ruang keluarga tapi dia tidak ingin membuat Radit berpikir lagi jika dia menghindarinya.

"Lula recananya mau kuliah dimana?" tanya Radit setelah mendudukkan dirinya di sofa.

"Dia mau kuliah di Yogya tapi aku dan Mamanya tidak mengizinkannya," timpal Nalendra.

"Loh emangnya kenapa? disana Lula bisa tinggal di rumah Ayahku," tawar Radit.

"What? Om Radit punya rumah di Yogya, terus nyuruh aku tinggal disana. Sama aja bohong dong," batin Alula.

"Lula mau disini aja Pah," Sela Alula cepat.

Seakan Nalendra mengerti maksud putrinya dia pun hanya menganggukkan kepalanya.

ALURA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang