Cuaca yang mendung semendung hati seorang anak gadis yang cantik, meski senyumannya yang kian memudar tapi kecantikan parasnya tetap tergambar di wajahnya.
Gadis cantik berseragam putih abu-abu melangkah masuk ke dalam pekarangan sekolah dengan pandangan kosongnya.
"Heii ... Bu Joko kalau jalan itu jangan sambil ngayal entar nabrak," tegur Camelia salah satu sahabatnya.
"Paan sih Bu joko ... Bu joko, emang kita ngeiklan?" kesal Lula.
"Kamu napa sih Alul dari kemarin mukamu suram gitu? padahal hidup kamu gak suram-suram amat," tanya Amel yang heran melihat perubahan sahabatnya.
"Alul ... alul ... emang Sahrul gunawan?" cetus Lula tambah kesal.
"Terus kenapa coba?" desak Amel lagi.
"Ih kepo?"
"Anda butuh penawar galau?" gurau Amel.
"Nggak Unta ... udah ah, bentar lagi masuk."
Kini mereka sudah berada di dalam kelas, bel tanda masuk belum juga berbunyi, riuh pikuk suara para siswa memenuhi ruang kelas yang membuat kepala Alula semakin pusing.
"Lula ... kamu udah mikirin belum mau lanjut di mana? Tanya Amel yang juga di angguki kedua sahabatnya Satya dan Dirga.
"Belum kepikiran."
"Kalau aku sih mau pilih ke salah satu universitas negeri di Yogya," Ucap Amel.
Alula yang mendengarnya menatap ke arah Amel serius, pikirnya ini adalah jalan ninjanya untuk menghindari Radit agar secepatnya bisa menepis perasaannya yang semakin mendalam, Alula sadar yang dikatakan Radit kemarin itu ada benarnya, tapi jika dia selalu bertemu dengan Radit maka akan sangat sulit baginya untuk melupakannya.
"Kamu serius Mel?" tanyanya.
"Iya, Kedua orang tuaku kan udah pindah ke sana, dan otomatis juga aku ikut pindah dong, sementara ini aku numpang di rumah pamanku," jawab Amel santai.
"Kalau gitu aku juga mau tertarik kuliah ke sana," ujar Alula penuh semangat.
"Serius Lul?"
"Dua rius Unta."
"Wah ... kalian tega ya ninggalin kita, lagian disini gak kalah bagus dengan yang disana," timpal Satya.
"Bener tuh kata Satya," Dirga ikut menimpali.
"Sekarang jaman uda canggih, gunanya ponsel kamu apa fergusho?" sela Lula.
"Tapi beda Ceumunah," timpal Satya lagi.
Obrolan mereka pun terputus karena sudah masuk jam pelajaran dan guru sudah masuk ke dalam kelas mereka, tidak ada suara keributan lagi, ruang kelas seketika hening kecuali suara seorang guru yang menerangkan di ruang kelas mereka.
Jam mata pelajaran kini telah berakhir, para murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing dengan tas di pundak mereka.
Kecuali Alula, dia masih saja duduk anteng di bangkunya serasa dirinya enggan beranjak.
"Mau nebeng nggak?" tawar Amel yang sudah jengah menunggunya di pintu kelas, namun tidak ditanggapi oleh Alula yang masih terdiam menatap ke arah jendela.
"Alul ... " teriak Amel.
"Ada apa sih La? akhir-akhir ini kamu aneh banget deh," tanya Amel yang kembali menghampiri Alula di bangkunya.
"La..!" panggil Amel lagi memegang pundak Alula.
"Mel!! bikin kaget aja deh."
"Kamu kenapa sih La, aku tuh dari tadi nungguin kamu, teriakin kamu, tapi kamu tetep gak dengar. giliran disamperin kiranya di kagetin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALURA ✔
RomanceCerita ini merupakan spin off dari suddenly married. Hal yang tidak pernah terbayangkan olehnya niatnya hanya menghadiri resepsi pernikahan teman Papanya malah berakhir dirinya yang menjadi mempelai wanita dari teman papanya sendiri, lelaki yang us...