Radit mendengarnya tersenyum, jiwa usilnya meronta ingin mengerjai Alula.
"Lula, Mas tidak tau pakaian mana yang kamu mau pakai," teriaknya pura-pura mencari pakaian di koper mini Alula.
"Om kopernya bawa kesini aja," sahut Alula lagi.
"Kamu keluar aja Lula, emang kenapa sih kamu gak mau keluar, betah tinggal di dalam?"
"Aku kan uda bilang Om, hanya memakai handuk,"
"Emang kenapa kalau hanya memakai handuk?" ujarnya tersenyum.
"Om please deh, dingin tau."
"Makanya keluar kalau dingin."
"Ya uda bawain kopernya kemari."
"Kaki Mas tiba-tiba kram Lula gak bisa mengangkat koper kamu." pura-pura Radit.
"Om jangan Modus deh."
"Modus apa, beneran ini atau mau Om panggilin petugas hotel biar mengangkatkan koper kamu?"
"Jangaaann.."
Alula yang tidak sadar dirinya di kerjai perlahan membuka pintu kamar mandi dan melongokkan kepalanya keluar melihat Radit yang pura-pura memijat kakinya.
"Cepetan Lula, Mas juga mau mandi nih."
"Ya uda Om masuk, aku yang keluar." ujar Alula yang juga lupa jika sedari tadi Radit sudah rapi habis mandi.
"Makanya keluar dulu baru Mas masuk."
"Nggak Om masuk dulu baru Lula yang keluar."
"Ok .."
Tanpa menunggu lagi Radit pun mendekat ke arah pintu kamar mandi.
"Buka pintunya Mas mau masuk."
Perlahan Alula pun membuka pintu kamar mandi berniat ingin segera keluar tapi apa daya Radit lebih cekatan dari yang dia pikir, Radit yang sudah berhasil masuk ke dalam kamar mandi menutup kembali pintu kamar mandi sedang Alula masih terjebak di dalamnya karna perbuatan Radit yang menghalanginya keluar dengan sengaja berdiri di depan pintu kamar mandi dan menguncinya.
"Om kok gitu sih, bukain gak!" pekik Alula memeluk tubuhnya sendiri membuat Radit menahan senyumnya.
"Oh kamu masih disini kirain uda keluar."
"Modus, Omm.. please!!!"
Perlahan Radit mendekatkan tubuhnya ke arah Alula, membuat jantung Alula sudah mau melompat keluar, perlahan Alula melangkah mundur menghindari Radit namun apa dayanya tubuhnya sudah terbentur di dinding kamar mandi tepat di bawah Shower.
"Om mau ngapain?" gugup Alula.
"Tutup mata kamu lula," perintah Radit mengelus Pipi Alula dengan ibu jarinya.
"Jangan Om."
"Aku tidak akan melakukan apa-apa, tutup saja matamu," perintahnya lagi.
Perlahan Alula menutup matanya menuruti perintah Radit, ada rasa takut yang berkecamuk dalam dirinya, degup jantungnya memompa begitu kencang.
Perlahan ibu jari Radit menyapu bibir Alula lembut membuat bulu kuduk Alula merinding.
Ingin Rasanya Radit melerai handuk Alula tapi dia menahan dirinya, di samping mengingat pesan mertuanya dia pun tidak ingin menyentuh Alula tanpa mencintainya.
"Kamu jangan membuka matamu sebelum Mas suruh jika kamu tidak ingin melihat Mas bugil, dan jangan salahkan Mas jika kamu tidak mendengar kata-kata Mas," pesan Radit mengecup singkat bibir Alula.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALURA ✔
RomanceCerita ini merupakan spin off dari suddenly married. Hal yang tidak pernah terbayangkan olehnya niatnya hanya menghadiri resepsi pernikahan teman Papanya malah berakhir dirinya yang menjadi mempelai wanita dari teman papanya sendiri, lelaki yang us...