Hal. 29 | Ikatan Batin Bag. 1

138 10 3
                                    

Bab 6 | Ikatan Batin

"Kau hebat, ayah!"

"Tentu saja ..., sini ... biar ayah ajarkan caranya."

Hasta diajari berbagai macam teknik memancing dari ayahnya. Mulai dari sini, ia suka memancing. Karena dengan memancing, mereka bisa mendapat penghasilan yang cukup untuk makan.

Hari demi hari waktu mereka habiskan untuk memancing. Walaupun demikian, mereka tidak akan bosan terus-terusan memancing.

Dan semakin hari, kemampuan Hasta memancing semakin ter-asah. Bahkan orang dewasa pun kalah jika melawan Hasta dalam memancing. Kala itu Hasta menjadi bocah yang sangat pandai memancing.

Sampai suatu hari, Hasta mengingat hari ulang tahun ayahnya. Tentu saja, bagi seorang anak akan wajar untuk memberi hadiah spesial kepada ayahnya. Apalagi, ia sering mengandalkan ayahnya. Oleh karena itu, ia ingin memberi sebuah hadiah yang sangat spesial untuknya.

Hasta berencana menggunakan waktu istirahat untuk terus memancing. Nantinya hasil tangkapan akan dijual kemudian uangnya dipakai untuk membeli hadiah.Ia tidak melakukan ini hanya sehari tetapi lebih.

"Sudah 3 hari aku menabung ... kalau sekarang pasti cukup."

Ikan hasil memancing biasa dijual di dekat sungai. Untuk sekarang, Hasta lebih memilih tempat lain. Jika ia menjual di tempat biasa, ayahnya akan tahu rencanannya.

Hasta pergi memilih hadiah ulang tahun di pasar.

Kebetulan, pasar kala itu lebih ramai dari biasanya. Dan yang namanya pasar, sudah pasti tindak kriminal akan lebih besar apalagi kondisi ramai saat ini.

Bruuk! "Bocah, kalau jalan lihat-lihat! Kau membawa uang banyak sekali ... berikan itu padaku!" bentak pria yang tidak sengaja tertabrak Hasta.

Hasta mengacuhkan saja pria itu. Namun pria itu tidak terima lalu mengeluarkan golok. Nampaknya pria itu adalah seorang bandit sekaligus pendekar. Secara tiba-tiba, pria itu mengayunkan golok ke arah Hasta.

"Bocah sialan!"

Tiba-tiba ayah Hasta menahan lengan golok tersebut. Raut wajahnya sangat marah.

Dengan gerakan cepat, ayah Hasta mencoba membela diri dengan menendangnya hingga jatuh.

Braak! Ternyata orang itu mempunyai teman di  belakangnya. Ia memukul ayah Hasta menggunakan tongkat kayu secara mendadak.

Ayah Hasta adalah seorang pendekar, ia bisa dengan mudah membalas serangan tadi. Ia memasang pasang sergap silat.

"Aaa!" teriak ayah Hasta. Pria yang terjatuh tadi rupanya masih sadar. Kakinya telah tertebas oleh golok pria itu.  Tak hanya sekali, ada sekitar lima kali tebasan golok. Belum lagi daerah kaki yang tertebas adalah bagian dengkul.

Tebasan itu menimbulkan sakit yang tak henti-hentinya. Ia tidak bisa merasakan kaki sebelah kirinya lagi.

Bersambung ....

Catatan Penulis: "Jangan cuma baca ya, tapi dukung juga dengan cara vote dan komentar. Biar tidak ketinggalan halaman terbarunya, pastikan kalian sudah follow!"

Dukung dengan donasi: https://trakteer.id/aprizaprasetio

Tanggal publikasi: 21 Desember 2020

Karya JAWARA adalah karya orisinil dari Apriza Prasetio yang terinspirasi dari budaya-budaya Indonesia, khususnya silat dan kepercayaan masyarakat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JAWARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang