"Ayah ... lihatlah! Sekarang aku seorang pendekar terkuat,"
"Ayah bangga padamu, nak ...."
Impian Bayuaji sejak kecil adalah membuat ayahnya bangga. Hari di mana ia diakui oleh semua orang, hari di mana keluarganya tidak lagi dipandang sebelah mata.
"Bayuaji! Ayahmu ... akan kubunuh!" Tampak sosok bayang-bayang hitam dengan muka menyeramkan. Sosok itu memegang kerambit yang berkarat. Kerambit itu terukir jelas ukiran gagak di gagangnya.
"Si- siapa kau? Jangan macam-macam ... aku adalah pendekar terkuat!" gertaknya. Bayuaji merasa takut, meskipun ia sudah menjadi pendekar terkuat.
Namun akhirnya ia memberanikan diri untuk memukul sosok itu. Bukannya terpukul, malah pukulannya menembus tubuh. Ukiran gagak itu juga hidup dan terbang menakutinya. "Tidak! Ayah tidak akan kubiarkan ... ayah!"
Braak! Bayuaji tertendang kaki kerbau. Teriakannya memancing kerbau marah. Kerbau yang selama ini menemaninya tidur. Bayuaji sadar, rupanya itu semua hanya mimpi.
Setelah terbangun ia langsung memulai latihan. Pagi-pagi ia mulai dengan lari sambil membawa ember yang berisi air sumur. Lalu memindahkan air sumur ke bak air bersih untuk dipakai mandi dan mencuci.
Tugas itu hanya diberikan untuk Bayuaji. Memang terkesan seperti budak, tetapi ia menganggap itu latihan yang penting.
Semua tugasnya ia selesaikan dalam waktu 1 jam. Yang dulunya perlu waktu sekitar 3 jam, sekarang semua diselesaikan dengan singkat.
Sampai sekarang Sakar belum kelihatan di pagi ini. Biasanya ia sudah keluar dan mengajak latihan di jam segini. Namun, nampaknya ia masih tertidur. "Sakar ...! Sakar ...!" panggilnya.
Sakar datang dengan tampang marah. Ia merasa terganggu dengan panggilan itu. Mengira-ngira apa yang Bayuaji perlu darinya.
"Ayolah Sakar, kita latihan!" Mendengarnya membuat Sakar tambah marah. Kemudian Sakar memukul kepala Bayuaji dan menjelaskan semua. Rupanya, hari ini adalah hari minggu yang berarti libur.
Tentu saja, Bayuaji tidak tahu soal itu. Ia tidak pernah sekolah sebelumnya, jadi ia tidak tahu apa itu hari libur.
"Maksudmu aku tidak bisa latihan hari ini ...? Tidak!"
"Pergilah bermain atau apa, jangan ganggu aku lagi!"
Kemudian Bayuaji kembali ke kandang kerbau dengan tampang suram. Nampaknya ia sangat benci hari libur.
Tiba-tiba, Ujang menarik perhatian Bayuaji. Pasalnya, ia lewat sambil membawa tongkat dan tali serta ember berisi cacing.
Ia memutuskan untuk mengikutinya sampai ke gerbang padepokan. Di sana Bayuaji berjumpa Ujang, Juna, dan Hasta.
"Hai teman-teman ... kalian sedang apa?" tanya Bayuaji.
"Kami mau pergi ke sungai untuk memancing,"
"Bolehkah aku ikut?"
"Tentu saja ... tapi jangan membuat ikannya lari ya ...!"
Bayuaji menerima ajakan itu untuk pergi memancing ke sungai. Yang ia bingungkan ialah Hasta yang juga ikut memancing. Ia bertanya-tanya kenapa Hasta mau ikut kesana.
Bersambung
Jangan lupa vote, comment, dan follow agar tidak ketinggalan halaman terbaru!
Donasi: https://trakteer.id/aprizaprasetio
Tanggal rilis: 2 November 2020
Author: Apriza Prasetio
![](https://img.wattpad.com/cover/245541924-288-k302298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JAWARA
FantasiSeorang anak kecil bernama Bayuaji Gundawasih. Dia baru saja ditinggal oleh anggota keluarganya. Emosi membawanya nekat untuk membalas dendam. Berjuang mencari kekuatan di dunia era silat. Cerita pertama kali dipublikasikan pada tanggal 25 Oktober 2...