"Vin, kamu harus segera menikah!" Dimas memandang putranya yang baru saja menghabiskan nasi di piring. Kenapa cepat sekali Dimas menyuruh Gavin untuk menikah? Baru satu bulan yang lalu, kejadian menyedihkan nyaris membuat Gavin putus asa karena kekecewaan yang sangat mendalam menimpa dirinya. "Gavin masih mencari keberadaan, Nesya, Pah," sahut Gavin sembari memandang Dimas sekilas. Bagi Gavin, menikah dengan perempuan yang dicintai adalah impiannya, tapi tak terwujud karena perempuan yang dicintainya menghilang tanpa kabar ketika hari lamaran tiba. Dimas-ayahnya-menginginkan agar sang putra segera menikah karena usianya sudah matang. Dimas menjodohkan Gavin dengan anak dari temannya. Gavin sempat menolak karena tak mencintai perempuan pilihan Dimas. Namun, Gavin akhirnya luluh dan menyetujui perjodohan itu, lalu menikah. Akankah Gavin bahagia dengan pernikahannya, sementara perempuan yang dinikahi bukanlah pilihannya?