Bab 18

236 1 0
                                    

"Lan, kamu deg-degan?" Naila menatap sahabatnya yang tampak gelisah. Wulan tengah meremas jemarinya di pangkuan.

Wulan mengulum senyum. "Sedikit."

Naila mengerti apa yang dirasakan sahabatnya. Dia mengusap-ngusap punggung Wulan pelan. "Kamu cantik banget, sih!" bisiknya di dekat telinga Wulan. Naila mencoba mencairkan suasana agar Wulan tidak gelisah. Tapi, pujian itu memang tepat. Wulan tampak cantik dengan balutan gaun putih.

Sebenarnya bukan hanya gelisah yang merayapi hati Wulan. Tapi, perempuan itu teringat dengan mendiang kedua orantuanya.

Beberapa hari yang lalu, Wulan sempat berziarah ke makam kedua orangtuanya. Meminta restu agar pernikahannya lancar.

Andai, mereka masih hidup. Wulan pasti akan merasa bahagia. Salah satu kebahagiaan seorang anak adalah ketika menikah, kedua orangtuanya bisa dan mendoakannya.

"Lan ...." Naila menepuk pelan lengan sahabagnya. "Jangan ngalamun."

Wulan hanya mengangguk.

"Qabiltu nikahaha watazwijaha bil mahril madzkur." Suara lantang Gavin mengejutkan Wulan. Perempuan itu bernapas lega. Gavin berhasil mengucap ijab kabul dengan baik dan benar. Wulan berucap syukur dalam hati berkali-kali. Matanya bekaca-kaca. Ada rasa haru yang menyeruak.

"Nduk ...." Panggilan Rahman membuat Wulan menoleh ke arah pintu.

----
Akhirnya, Wulan dan Gavin udah sah.🥰 Bagaimana kehidupan mereka setelah ini? Apakah Wulan bahagia menjadi istri Gavin?

Baca kisah mereka lengkap di KBM App.
Akun : Anaa_Fa66
Judul sama dengan yang ada di sini.

JODOH UNTUK PAK DOSEN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang