Bab 14

234 3 0
                                    

Wulan menoleh ke kanan dan kiri sumber suara di mana namanya dipanggil tadi. Matanya memicing ketika melihat perempuan dengan jilbab kaos berjalan ke arahnya dari arah kiri.

"Kamu di sini juga ternyata? Aku tadi chat kamu, lho, Lan. Tapi cuma centang satu." Nada suara perempuan lirih di akhir kalimat. Tatapan perempuan itu beralih menatap Gavin yang tampal santai meski ditatap sedemikian rupa. Meski lelaki itu sadar sedang ditatap oleh perempuan yang duduk di samping Wulan.

"Aku belum buka Handphone. Kamu chat jam berapa, Nai?" Wulan belum membuka ponselnya sejak pagi. Gavin mengajak pergi ke alun-alun sejak semalam. Jam setengah enam pagi, lelaki itu sudah menjemputnya.

"Oh, pantes." Naila menatap lekat manik mata sahabatnya. Memastika jika Wulan tak berbohong. Bukan karena menolak ajakannya demi lelaki yang duduk di depannya, kan?

"Iya, lagian kamu telat ngajaknya."

Naila terdiam. Kemudian sadar. "Oh, iya. Keduluan, sih, sama yang lain," sahutnya, di melirik ke arah Gavin. Naila menahan senyum ketika melihat tatapan sahabatnya.

"Oh, ya, Pak. Kenalin, ini temanku. Naila." Wulan memperkenalkan sahabatnya kepada Gavin.

Naila kemudian memperkenalkan diri. Detik berikutnya, mereka larut dalam obrolan. Naila yang senang menggoda Wulan, mengambil kesempatan yang ada. Terlebih ada Gavin di hadapannya. Membuat Naila makin semangat menggoda Wulan.

"Bapak sering olahraga di sini juga?" Naila melirik Gavin yang baru saja menghabiskan bubur ayamnya. Menghentikan aksinya yang sejak tadi menggoda Wulan. Perempuan itu merasa kasihan juga melihat sahabatnya yang pipinya sudah bersemu merah.

"Nggak juga. Paling satu minggu sekali."

"Rumah Bapak di mana? Deket dari sini?" Naila begitu santai bertanya kepada Gavin. Meski sebenernya dia sudah tahu alamat rumah lelaki itu karena Wulan pernah memberi tahunya.

Gavin menyebutkan alamat rumah. Lelaki itu juga bertanya alamat Naila. Sejak tadi, Wulan hanya menjadi pendengar setia mereka. Sepertinya Naila sengaja memanas-manasi sahabatnya. Menggoda tentunya. Meski tadi sempat kasihan melihat Wulan.

"Kamu ke sini sama siapa, Nai?" Pertanyaan diloloskan dari mulut Wulan. Entah kenapa dia tak begitu suka karena sejak tadi Naila lebih mendominasi mengobrol dengan Gavin. Apa Wulan cemburu?

-------
Nah, menurut kalian apa Wulan cemburu sama sahabatnya sendiri?🤭

Baca selengkapnya di KBM App
Nama akun : Anaa_Fa66
Judulnya sama dengan yang di sini, ya.🥰

JODOH UNTUK PAK DOSEN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang