Bab 20

240 2 1
                                    

Cuplikan bab 20.🥰

"Kita ke pasar. Di kulkas stok sayuran sudah habis, kan?" Gavin berdiri tak jauh dari istrinya. Wulan yang tengah menyapu berhenti sejenak. Menoleh ke arah Gavin.

"Iya, Pak," sahutnya. "Tunggu saya selesai nyapu dulu, ya."

Gavin memerhatikan sang istri yang sedang menyapu lantai. Gerakannya begitu luwes. Seakan sudah terbiasa dengan pekerjaan domestik.

Lelaki itu berpikir jika Wulan adalah perempuan yang tak rajin mengerjakan tugas rumah. Karena usai ijab kabul kemarin, ketika Wulan akan mengecup takzim tangannya. Gavin merasakan tangan perempuan itu begitu halus. Itu pertama kali lelaki itu bersentuhan dengan Wulan.

Ternyata dugaan lelaki itu salah. Wulan tak seperti yang ada di pikirannya. Sepagi ini saja perempuan itu sudah beberes rumah. Bahkan, di meja makan tadi sudah ada teh hangat untuk dirinya. Karena ada dua teh yang di sana. Satu masih utuh, satu hanya tersisa setengah.

Tanpa sadar, Gavin tersenyum tipis. Dia kemudian berlalu ke arah kamar mengambil kontak motor. Lelaki itu ingin mengajak Wulan ke pasar menggunakan motor yang jarang sekali digunakan.

Sembari menunggu Wulan yang sedang bersiap-siap. Gavin memanasi motor sport-nya yang sudah keluar dari garasi. Detik berikutnya, Wulan keluar. Perempuan itu berjalan ke arah Gavin.

"Ayo, Pak. Saya sudah siap."

Gavin mengangguk. Dia melirik ke arah Wulan yang menggunakan rok plisket. Lelaki itu mengernyit, khawatir jika istrinya kesulitan menaiki motor.

Tapi, kekhawatiran Gavin lenyap. Dengan gerakan santai dan tenang, Wulan naik ke jok bagian belakang karena perempuan itu menggunakan celana panjang meski memakai rok.

-----
Pak Gavin menemani istri belanja ke pasar.  Tipe lelaki idaman gak, nih?☺️ Eh, tapi kenapa sikap Pak Gavin manis setelah menikah, ya? Bukannya dia tak menyukai Wulan?🤔

Baca selengkapnya di KBM App.🥰
Akun: Anaa_Fa66
Judul sama seperti yang ada di sini.

JODOH UNTUK PAK DOSEN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang