Hai, Teman-teman. Aku kasih cuplikan bab 13, ya.🤗
.
."Bagaimana kalau pernikahannya dipercepat, Vin?"
Sontak Gavin mendongak. Matanya melebar, menggeleng cepat. "Nggak, Pah. Papah bilang sendiri kalau aku diberi waktu tiga bulan buat pendekatan," tandasnya, lelaki itu mengembuskan napas berat. "Pertemuan kedua kemarin juga nggak membahas tentang pernikahan. Hanya perjodohan, kan?"
Dimas tertawa kecil. Dia tahu, Gavin akan menolak keras. "Ya, udah. Papah, kan hanya menawari saja, Vin."
Detik berikutnya Dimas sibuk dengan ponsel yang berada di genggaman. Sementara Gavin memandang langit yang sore kali ini bersemburat jingga. Sangat indah. Kemudian terdengar derap kaki yang melangkah menuju mereka.
Rima mengambil posisi duduk di samping sang suami. Tatapannya kini berpaling ke arah Gavin yang masih mendongak ke atas.
"Vin ...."
Gavin menurunkan pandangan, menoleh ke arah Rima. "Ya, Mah. Ada apa?"
Mata Rima mengerjap. "Kamu beneran menerima perjodohan ini? Sudah mantep?"
Gendang telinga Dimas terganggu dengan pertanyaan istrinya. Dia menyimpan ponsel di saku celana. Tatapannya menoleh ke arah sang istri. "Kenapa Mamah nanya gitu? Gavin, kan, sudah bilang sendiri kalau menerima perjodohan ini."
"Siapa tahu Gavin berubah pikiran." Rima langsung menyahut cepat.
Gavin hanya menatap kedua orangtua yang masih berdebat. Lelaki itu tak mungkin membatalkan begitu saja perjodohan ini. Baginya, apa yang sudah keluar dari mulutnya harus ditepati.
"Gavin sudah bilang kemarin, Mah. Gavin menerima perjodohan ini."
"Kamu yakin?" Rima masih sangsi dengan jawaban sang putra.
Gavin mengulas senyum, mengangguk. "Apa yang keluar dari mulut Gavin, maka Gavin harus menunaikannya, Mah. Doakan saja yang terbaik."
Rima terdiam. Wanita paruh baya itu berharap jika Gavin membatalkan perjodohan ini. Tak apa jika sang putra gak menikah dengan Nesya. Toh, perempuan cantik itu sudah membuatnya kecewa.
Rima mempunyai rencana lain. Jika Gavin membatalkan perjodohan ini. Maka wanita paruh baya itu akan mencarikan perempuan lain yang menurutnya sepadan dengan Gavin. Tapi, semua terlambat. Rima kalah cepat dengan Dimas yang lebih dulu menjodohkannya dengan anak temannya.
Teman-teman Rima, banyak yang mempunyai anak perempuan. Sebenernya hanya tinggal menanyakan saja ke mereka. Tapi, Rima benar-benar kalah cepat. Beberapa terakhir ini wanita paruh baya itu terlalu sibuk dengan kegiatannya mengurus tokonya.
Ya, wanita paruh baya itu mempunyai usaha toko kelontong yang sudah berdiri sejak lama. Usaha itu berkembang pesat.
Selain kesibukan yang mengurus toko meski sudah ada karyawan, Rima disibukkan dengan acara bersama teman-teman sosialitanya. Entah itu liburan atau sekedar jalan-jalan.
"Memangnya kenapa kalau misal Gavin menolak perjodohan ini, Mah?" Dimas bersuara setelah hening tercipta di antara mereka bertiga.
.
.
Selengkapnya ada di KbM App, ya.Nama akun : Anaa_fa66
Judulnya sama dengan yang di sini.🤗
![](https://img.wattpad.com/cover/320067078-288-k154278.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH UNTUK PAK DOSEN
Romance"Vin, kamu harus segera menikah!" Dimas memandang putranya yang baru saja menghabiskan nasi di piring. Kenapa cepat sekali Dimas menyuruh Gavin untuk menikah? Baru satu bulan yang lalu, kejadian menyedihkan nyaris membuat Gavin putus asa karena keke...