Selamat siang.... Selamat beraktivitas....
Sepanjang perjalanan menuju perusahaan, Syabila dan Fino sesekali tertawa ketika ingat kegilaan mereka yang berciuman di depan Abizar dan Syakira. Mereka bahkan tak masalah jika disuruh secepatnya menikah karena memang itulah yang Fino inginkan.Tak terasa kini mereka sudah tiba di parkiran perusahaan. Keduanya bersama-sama turun dari mobil hingga membuat beberapa pegawai di sana cukup kaget. Apalagi Fino menghampiri Syabila untuk merapikan rambut sang kekasih. Yang tak pernah Syabila sangka-sangka adalah Fino yang langsung melumat bibirnya begitu saja.
"Balesan yang tadi, 'kan kamu duluan nyium Aa. Jadi sekarang Aa cium balik."
Wajah Syabila memerah ketika menengok kanan dan kiri. Refleks ia pun memukul pelan dada Fino yang dibalas kekehan oleh laki-laki itu. Ia malu karena mereka dipandangi beberapa pasang mata. Sementara Fino tampak acuh dan menggamit pinggangnya melangkah memasuki perusahaan.
"Kerja yang bener ya, Sayang. Jangan macem-macem," pesan Fino ketika ia mengantar Syabila hingga ke depan ruangan sang kekasih. Ia tersenyum begitu melihat Syabila menganggukkan kepalanya patuh.
"Masuk gih."
Lagi-lagi Syabila mengangguk. Ia melangkah masuk setelah memberi satu kecupan di pipi Fino. Di dalam ruangan itu, ia ditatap penuh tanda tanya oleh beberapa teman kerjanya.
"Udah go public nih ceritanya, Sya?" tanya Nela yang berhasil membuat wajah Syabila memerah.
"Eh jadi sebenarnya Syabila itu pacarnya Pak Rey?" tanya Mbak Wulan.
"Ya gitu deh, Mbak," sahut Syabila seadanya dengan pipi yang merona.
"Oh pantesan sih. Langgeng ya, Sya. Moga segera naik ke pelaminan."
"Aamiin, terima kasih Mbak."
***
Entah mengapa Syabila tiba diserang perasaan gugup ketika Fino membawanya untuk bertemu orang tua laki-laki itu. Ia beberapa kali melihat penampilannya melalui ponsel miliknya.
"Udah cantik kok, Sayang," ujar Fino disertai senyumannya. Ia genggam pergelangan tangan Syabila seraya kaki mereka semakin melangkah memasuki rumah.
Perasaan gugup itu semakin nyata ketika sayup-sayup Syabila bisa mendengar suara orang tua Fino. Tanpa sadar ia meremas tangan Fino cukup kuat yang membuat kekasihnya itu tersenyum. Hingga tak terasa kini mereka sudah tiba di ruang tamu rumah Fino.
"Ma, Pa, ini kekasih Fino. Namanya Syabila," ujar Fino begitu mereka telah berada di depan kedua orangnya. Ia bisa melihat kalau mama dan papanya memandangi Syabila cukup lama. Syabila pun sigap menyalami tangan mereka.
"Silahkan duduk."
Fino mengajak Syabila duduk bersamanya tepat berhadapan dengan orang tuanya. Ia menyentuh pergelangan tangan Syabila agar kekasihnya itu tak perlu merasa gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Love
RomanceOrang bilang cinta itu datangnya tak terduga. Ia bisa hadir tanpa disadari kapan dan kepada siapa akan berlabuh. Ada pula yang mengatakan kalau benci dan cinta itu beda tipis. Awalnya benci setengah mati pada seseorang tapi lama-kelamaan jadi cinta...