Ada yang kangen?????
Jangan lupa vote dan komennya. Karena meskipun hiatus aku tetap menyempatkan update. Masa kalian gak bisa nyempetin tekan bintang sama komentarnya 😔😑
***
Fino mengemudikan mobilnya cukup cepat agar bisa segera menyusul Syabila. Ia tak ingin kalau sampai ada apa-apa dengan kekasihnya itu jika ia terlambat datang. Walaupun sedang buru-buru, tetapi ia masih harus waspada saat menyetir. Jangan sampai nanti ia malah membahayakan dirinya sendiri.
Setelah lebih dari tiga puluh menit berkendara, akhirnya jarak Fino dengan Syabila tak begitu jauh lagi. Ia pun tetap menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang sama agar secepatnya bisa bertemu Syabila. Namun, keningnya mengernyit ketika GPS di ponsel Syabila tiba-tiba mati. Padahal di depan sana ada dua jalur yang membuatnya kebingungan harus lewat mana.
"Sial!"
Fino berhenti sebelum persimpangan dan memukul stirnya karena kesal. Kalau begini ceritanya bagaimana ia bisa tahu di mana keberadaan Syabila? Bagaimana ia bisa tahu mana jalan yang dilewati oleh orang yang membawa Syabila?
Setelah meyakinkan dirinya sendiri, akhirnya Fino memutuskan untuk melewati jalur yang kiri dan berharap kalau jalur itulah yang dilewati oleh Syabila.
"Semoga kamu gak kenapa-napa ya, Neng."
Fino masih terus melajukan mobilnya melalui jalanan yang cukup sepi. Tak ada rumah sama sekali. Yang ada hanyalah pohon-pohon besar di sepanjang jalan. Ia bahkan sempat ragu kalau Syabila di bawa ke sana. Meskipun begitu, ia tetap saja melajukan mobilnya dengan harapan yang besar kalau ia akan bertemu Syabila.
Semakin mobilnya masuk, semakin besar pula pohon-pohon yang Fino lewati. Ia hampir saja menyerah dan ingin memutar arah jika saja matanya tak menangkap keberadaan sebuah mobil di depan sana. Tanpa basa-basi lagi, ia menambah kecepatan mobilnya agar segera sampai di sana.
Kening Fino mengernyit ketika melihat mobil itu terparkir di pinggir jalan tanpa ada orang di dalamnya. Ia pun mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan menemukan sebuah gubuk tua. Entah mengapa jantungnya berdegup kencang ketika membayangkan kalau Syabila ada di sana. Ia pun melangkahkan kakinya mendekati gubuk itu.
"Hari ini kamu bakal jadi milik aku, Syabila."
Fino terbelalak ketika tak sengaja mendengar perkataan itu. Benar rupanya kalau Denish ada di balik ini semua. Langsung saja ia dobrak pintu usang itu. Matanya pun sontak menangkap keberadaan Denish yang sudah bertelanjang dada dan sedang menindih Syabila. Sementara Syabila sendiri tak sadarkan diri dengan hanya tinggal memakai pakaian dalamnya saja.
Fino melangkah maju dan menarik Denish agar menyingkir dari atas tubuh Syabila. Langsung saja ia beri Denish pelajaran dengan beberapa bogeman. Ia sangat marah karena tahu Denish hampir memperkosa Syabila.
BUGH BUGH BUGH
Fino masih saja memukuli Denish karena saking marahnya. Laki-laki itu ia lumpuhkan pergerakannya hingga melawan pun tak bisa. Setelah melihat Denish babak belur, Fino pun meraih ponselnya dan menghubungi polisi. Denish tentu saja sempat berniat kabur tetapi langsung ia tahan. Tak tanggung-tanggung ia bahkan mengikat Denish ketika menemukan ada tali di rumah itu.
Begitu yakin kalau Denish tak akan kabur lagi, Fino pun beralih pada Syabila. Ia melepaskan jas miliknya lantas menutupkan pada tubuh Syabila karena rupanya pakaian kekasihnya itu sudah dirobek oleh Denish. Ia elus pipi sang kekasih untuk menyadarkan Syabila.
"Neng... bangun, Sayang."
Fino menghela napas lega ketika perlahan-lahan Syabila membuka mata. Kekasihnya itu tampak mengernyit bingung kemudian seperti merasa ketakutan dan langsung menghambur ke pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Love
RomantizmOrang bilang cinta itu datangnya tak terduga. Ia bisa hadir tanpa disadari kapan dan kepada siapa akan berlabuh. Ada pula yang mengatakan kalau benci dan cinta itu beda tipis. Awalnya benci setengah mati pada seseorang tapi lama-kelamaan jadi cinta...