7. Insiden Tak Terduga

10.5K 995 159
                                    

Tandain typo yaaa

***

Syabila bisa melihat kalau Rey menggelengkan kepala karena ucapannya barusan. Ia sendiri juga heran mengapa sering berpikiran mesum ketika bersama laki-laki itu. Salahkan Rey yang kemarin sempat memancing pemikiran kotor mampir di kepalanya hingga tak mau pergi sampai saat ini.

"Memangnya apa yang ada di pikiran kamu?"

"Ya Bapak pasti bohong kalau belum pernah begituan. Buktinya Bapak tau bener masalah sewa-menyewa perempuan. Pasti Bapak udah sering ya? Udah berapa banyak wanita nih yang menghangatkan ranjang Bapak?"

Perlakuan Syabila saat ini rasanya sudah terlalu jauh dari apa yang harusnya terjadi antara bos dan bawahan magang. Apa yang mereka bahas merupakan sesuatu di luar pekerjaan bahkan tergolong tak wajar. Tapi anehnya Syabila tidak merasa takut kalau Rey akan melaporkannya ke pihak kampus. Entah mengapa ia merasa tak perlu khawatir untuk berbicara ceplas-ceplos pada Rey.

"Gak ada. Kecuali kamu mau jadi yang pertama dan terakhir sih oke. Biar kita ke KUA dulu dan biar kamu gak penasaran lagi."

Wajah Syabila memerah karena ucapan di akhir kalimat Rey itu. Kenapa sih laki-laki itu selalu mengingatkannya ke arah sana? Kalau Syabila beneran penasaran gimana? Masa iya harus minta Rey buka celana? Gila 'kan kalau hal itu benar-benar terjadi?

"Apaan sih, Pak. Lagian siapa yang penasaran coba?"

"Ya kamulah. Kalau enggak penasaran kenapa dari tadi kamu liatin selangkangan saya terus?"

What the fuck!

Rasanya Syabila ingin menenggelamkan diri ke dasar laut. Ia tak percaya dengan apa yang diucapkan Rey barusan. Masa iya dari tadi dia ngeliatin selangkangan Rey? Kayaknya gak mungkin deh.

"Bapak ngaco! Mana mungkin saya ngeliatin selangkangan Bapak? Orang dari tadi saya ngeliatin jalan. Emangnya ada yang menarik apa di dalam celana Bapak sampai-sampai harus saya liatin?"

"Ya ada. Makanya kamu betah ngeliatinnya dari tadi. Celana saya bahkan udah sesak nih gara-gara tatapan kamu."

Syabila melototkan matanya karena perkataan Rey barusan. Kini ia malah mengarahkan pandangan matanya ke selangkangan Rey. Matanya sontak melebar ketika melihat bagian depan celana bos di tempat magangnya itu benar-benar menggelembung.

"Bapak mesum!"

"Kamu juga mesum!" sahut Rey tak mau kalah. Ia berusaha menutupi bagian bawahnya itu menggunakan jas miliknya.

Syabila meneguk ludahnya karena apa yang baru saja terjadi. Ia tak pernah menyangka kalau akan ada kejadian absurd seperti ini saat ia berangkat bersama Rey. Rasanya ia sangat malu sekali karena ketahuan terus-terusan memandangi selangkangan bosnya itu hingga membuat kepunyaan Rey terbangun.

"Kayaknya beneran besar deh, menggelembungnya aja jelas banget kayak gitu," batin Syabila sambil sesekali melirik Rey yang masih tetap menyetir meski dengan selangkangan yang pasti terasa ngilu.

"Itu gak apa-apa didiemin gitu aja, Pak?" tanya Syabila lagi. Ia merutuki tingkahnya saat ini yang sudah kelewatan aneh. Memangnya kalau gak didiemin mau diapain lagi? Dikeluarkan dari celana terus dia yang ngebantu menidurkannya kembali gitu?

"Gak apa-apa. Nanti balik normal sendiri. Asal jagan natap dia kayak tadi lagi," jawab Rey yang kembali berhasil membuat wajah Syabila semerah kepiting rebus. Ia bahkan tak menyahuti ucapan Rey itu hingga akhirnya Rey kembali berucap.

"Baru tau saya kalau cewek juga bisa mesum kayak kamu tadi. Pasti kalo pacaran udah main buka-bukaan ya? Jangan-jangan malah udah pernah jilat-menjilat atau bahkan kulum-mengulum?" tanya Rey menyelidik.

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang