5. Tawar-menawar

9.9K 1K 175
                                    

DOUBLE UP!!! HARUS KOMEN & VOTE YANG BANYAK 😍😍

***

"Aishhh ngapain pake mogok segala sih?" decak Syabila ketika motor maticnya tiba-tiba berhenti di tengah jalan sewaktu ia ingin pulang. Padahal bahan bakarnya baru saja ia isi pagi tadi. Tapi mengapa sekarang malah mogok? "Mana gue gak ngerti mesin motor. Apes banget deh kalo udah begini."

Syabila baru ingat kalau rasanya ada bengkel tak begitu jauh dari tempatnya berada. Ia memutuskan mendorong motornya menuju bengkel itu. Bisa saja sebenarnya ia memanggil orang bengkel langganan keluarga mereka. Hanya saja sepertinya akan lebih efesien waktu kalau ia membawa sendiri motornya ke bengkel dekat sana.

Peluh tanpa sadar membasahi dahi Syabila karena sudah mendorong motornya beberapa puluh meter. Ia pun berhenti sejenak untuk menghapus keringatnya itu.

"Apa telepon Papa atau Abra aja ya buat minta jemput?" gumam Syabila pelan.

"Ah enggak-enggak. Gue bukan anak kecil lagi. Masalah beginian pasti bisa gue selesain sendiri. Ayo Syabila... semangat!"

Setelah menyemangati dirinya sendiri, Syabila melanjutkan mendorong motornya hingga akhirnya terlihat papan nama sebuah bengkel. Langsung saja ia masukkan motornya ke sana untuk diperiksa.

"Silahkan duduk dulu aja ya, Mbak."

Syabila mengangguk tapi tak langsung duduk. Ia malah melangkah menuju tepi jalan raya ketika melihat ada penjual es beraneka rasa. Pas sekali rasanya karena ia memang sedang kehausan setelah mendorong motornya kurang lebih seratus meteran.

"Bang, es cokelatnya satu ya."

"Siap, Neng."

Syabila menunggu esnya dibuat seraya duduk di salah satu kursi plastik yang disediakan. Matanya menatap ke arah jalan raya di mana kendaraan berlalu-lalang.

"Ini, Neng."

Syabila menerima esnya berbarengan dengan ia yang menyerahkan uang seharga es itu. Ia menyesap es cokelatnya itu hingga rasa hausnya mulai menghilang. Namun, ia terkesiap ketika merasa bahunya ditepuk pelan dari belakang. Refleks, ia menolehkan kepalanya.

"Bapak ngapain di sini?" tanya Syabila kaget begitu melihat Rey ada di belakangnya.

"Kamu yang ngapain di sini sendirian?" tanya Rey balik yang membuat Syabila mengernyitkan keningnya. Memang ada masalah kalau ia membeli es sendirian? Ada yang ngelarang gitu ya?

"Saya beli es, Pak. Bapak mau?" tanya Syabila basa-basi seraya mengangkat cup es miliknya. Betapa terkejutnya ia, ketika Rey mengangguk dan malah menerima es miliknya. Laki-laki itu tanpa sungkan menghirup es itu dari sedotan bekas bibirnya. Ini nyata atau cuma mimpi? Masa iya sang CEO mau meminum esnya?

"Pak... itu 'kan sedotannya bekas bibir saya...," gumam Syabila pelan.

"Emangnya kenapa kalau bekas bibir kamu?" tanya Rey dengan senyum yang dikulum hingga membuat Syabila salah tingkah.

"Gak apa-apa sih. Tapi kan anu..."

"Makasih esnya ya... Jadi kamu di sini cuma karena mau beli es aja? Atau ada yang lain?"

"Motor saya mogok, Pak. Makanya saya servis dulu sekalian beli es," sahut Syabila. Beruntung laki-laki itu langsung mengalihkan pembicaraan mereka agar tidak lagi membahas Rey yang meminum esnya dengan sedotan yang sama. Astaga...

"Masih lama lagi?"

"Belum tau sih, Pak. Emangnya kenapa?"

"Coba kamu tanya dulu."

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang