Warning!!!
Ceritanya makin gak jelas🤣🤣 Yang mau mundur silahkan wkwkwk
***
Syabila menoleh ketika tiba-tiba saja Rey menahan pergelangan tangannya. Niatnya yang ingin segera turun dari mobil begitu mereka telah sampai di parkiran perusahaan pun ia urungkan. Ia tatap laki-laki yang sudah menjadi kekasihnya selama beberapa hari itu.
"Kenapa A?"
"Jangan buru-buru keluar atuh, Neng. Aa 'kan masih pengen berduaan sama kamu."
"Gak enak kalo dilihat pegawai Aa atau teman-teman aku atuh, A. Nanti mereka malah mikir yang engga-engga."
"Sebentar aja, Sayang. Kecuali kalau kamu mah ngasih Aa ciuman lagi, kamu boleh deh langsung keluar," usul Rey dengan senyum manisnya.
Syabila terdiam seraya memikirkan ucapan Rey itu. Menemani Rey di dalam mobil bisa menimbulkan gosip lagi meskipun mereka tidak melakukan apa-apa. Sedangkan mencium Rey hanya sebentar dan hanya sebatas ciuman saja. Toh mereka pun sudah pernah.
"Beneran habis aku cium Aa, aku boleh keluar?" tanya Syabila memastikan.
"Iya, Neng cantik kesayangannya Aa," sahut Rey yang tak ayal membuat wajah Syabila merona. "Tapi gak tau kalau kamu sendiri yang terlena dan gak mau ngelepasin ciuman kita nanti. Itu beda cerita ya, Sayang. Bisa-bisa lebih lama dari yang seharusnya," tambah Rey dalam hati dengan senyum merekahnya. Siapa yang tidak senang kalau akan mendapatkan rezeki nomplok lagi 'kan?
"Ciumnya gak harus di bibir 'kan, A?"
"Ya harus di bibir atuh, Neng. Kalo gak di bibir bukan ciuman namanya. Jadi Neng lebih milih nyium Aa nih? Wajar sih ya, soalnya ciuman Aa bikin kamu ketagihan."
"Apaan sih, A." Pipi Syabila memerah karena perkataan Rey itu memang ada benarnya. Entah mengapa dia ketagihan dengan ciuman Rey. Padahal ia bukan hanya pernah berciuman dengan Rey saja, melainkan juga pernah berciuman dengan Denish. Hanya saja tanpa sadar ciuman Reylah yang lebih membekas di ingatan dan membuatnya berdebar. "Ya udah Aa tutup mata dulu."
"Kok pakai tutup mata segala sih, Neng?"
"Turutin aja atuh, A. Mau aku cium apa engga?"
"Ya udah deh iya, Aa tutup mata." Rey memejamkan matanya sesuai instruksi dari Syabila. Sementara Syabila sedang berusaha menormalkan detak jantungnya yang memburu. Ia memajukan wajahnya hingga berhadapan dengan wajah Rey. Belum sempat ia mencium bibir Rey, laki-laki itu ternyata lebih dulu membuka mata dan langsung melahap bibirnya.
Syabila tentu saja sempat terpekik kecil. Apalagi Rey mendorongnya hingga tersandar di kursinya semula. Bibir laki-laki itu tampak asyik menghisap dan melumat bibirnya. Bahkan tanpa sadar ia dibuat melenguh tertahan karena ciuman mereka itu. Tangannya pun sudah terangkat untuk melingkar di leher Rey.
Di pagi hari seperti ini mereka sudah berbuat seintim itu. Kepala Rey bergerak ke kiri dan ke kanan untuk mencari posisi yang nyaman. Sedangkan Syabila hanya pasrah menerima cumbuan kekasihnya itu. Tangannya yang melingkar di leher sang kekasih sesekali terangkat menuju rambut Rey dan meremasnya lembut.
Darah Syabila berdesir karena ciuman itu. Kupu-kupu pun seperti berterbangan dan menggelitik perutnya. Dari celah bibir mereka yang bertaut sesekali terdengar desahan samar. Tanpa sadar tubuhnya meremang akibat ciuman mereka itu. Apalagi ketika Rey mengecup lehernya hingga desahannya terdengar nyata.
"Aa...," lirih Syabila pelan dengan matanya yang mulai sayu. Mengapa hanya berciuman dengan Rey saja, ia bisa merasa bagian bawahnya tiba-tiba meremang? Mengapa laki-laki itu bisa berefek sebesar ini pada tubuhnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Love
RomanceOrang bilang cinta itu datangnya tak terduga. Ia bisa hadir tanpa disadari kapan dan kepada siapa akan berlabuh. Ada pula yang mengatakan kalau benci dan cinta itu beda tipis. Awalnya benci setengah mati pada seseorang tapi lama-kelamaan jadi cinta...