16. Nikah Yuk, Neng...

9.2K 815 130
                                    

Warning!! 🤭🤭 Yang di bawah umur silahkan menyingkir 🤣🤣

Jangan lupa vote dan komennya....❤️♥️

***

Syabila menghela napas gusar saat tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang. Hatinya pun berdebar tak karuan hanya karena ia yang ditatap intens oleh Rey. Tubuhnya bahkan sudah terasa panas dingin ketika tangan Rey terulur untuk mengelus pipinya. Ia terlalu bingung dengan reaksi tubuhnya sendiri setiap kali berdekatan dengan kekasihnya itu.

Apa mungkin ia telah jatuh cinta pada Rey? Tapi mengapa bisa secepat itu? Dan kalaupun bukan cinta, lantas bisa dinamakan apa debar kencang di dadanya saat ini?

"Kamu cantik banget sih, Neng. Bikin Aa gemes pengen nyium," ujar Rey kelewat jujur yang berhasil memunculkan rona merah di pipi Syabila. Ia tersenyum manakala menyadari kekasihnya itu salah tingkah. "Boleh Aa cium?" Rey bertanya seraya menyentuh bibir Syabila yang dipoles lipstik berwarna nude.

Senyum Rey semakin bertambah lebar ketika melihat anggukan Syabila. Ia pun memajukan wajahnya agar semakin dekat dengan wajah sang kekasih. Langsung saja ia kecup bibir mungil nan menggoda itu.

Rey mencium Syabila dengan penuh kelembutan. Ia mengecup dan menghisap bibir kekasihnya itu mesra. Tangan kanannya berada di belakang kepala Syabila untuk menekan tengkuknya. Sementara yang kiri melingkari pinggang sang kekasih.

Syabila menikmati ciuman dari Rey dengan melingkarkan tangannya di bahu kekasihnya itu. Hisapan dan lumatan Rey terasa begitu nikmat hingga mampu melumpuhkan sel-sel sarafnya. Tubuhnya bahkan terasa melumer dalam pelukan Rey.

"Aa..."

Mata mereka bertatapan ketika Rey melepaskan ciumannya hanya sekadar untuk bernapas. Karena setelah paru-paru mereka kembali terisi, keduanya pun berciuman lagi.

"Bibir ini candu Aa, Neng," bisik Rey di telinga Syabila seraya mengusap bibir sang kekasih. Ia kecup dan ia lumat daun telinga kekasihnya itu hingga membuat Syabila kegelian.

"Bibir Aa juga," balas Syabila tak mau kalah.

"Enak mana ciuman Aa sama si mantan?"

"Ya enak ciuman Aa atuh. Bahkan rasanya gak cukup cuma ciuman aja."

"Kamu pikir Aa juga ngerasa cukup? Ya enggaklah, Neng. Emangnya di bawah sana kamu gak ngerasain kalau punya Aa udah bangun aja?"

Syabila terbelalak mendengarnya. Memang sedari tadi ia seperti merasa ada yang bergerak gelisah di bawah sana. Dan rupanya itu adalah rudal sang kekasih yang sudah tegang karena ciuman mereka barusan. Dengan gerakan ragu, ia menggerakkan tangannya menuju selangkangan Rey. Ia sentuh dan ia elus selangkangan kekasihnya itu hingga membuat napas Rey memburu.

"Neng... jangan digituin. Nanti Aa gak tahan lagi pengen masukin burungnya ke sarang kamu. Bahaya, Sayang," desah Rey dengan suara berat. Siapa yang tidak horny kalau sang kekasih bermain-main dengan mengelus kejantanannya dari balik celana yang ia pakai?

Sementara Syabila menggigit bibir bawahnya sendiri ketika tangannya bisa merasakan betapa besar dan kerasnya milik Rey yang masih ada di dalam celana. Rasanya ingin sekali ia menelanjangi Rey agar bisa melihat bentuknya secara langsung. Dan rupanya apa yang ada di otaknya sejalan dengan gerakan tangannya. Karena tanpa tahu malu, ia sudah menarik resleting celana Rey. Sebentar lagi ia akan bisa melihat bentuk si 'burung' jika saja kekasihnya itu tak menahan tangannya.

"Nakal ya kamu, Neng."

Rey menjauhkan tangan Syabila dari miliknya. Ia juga membenarkan kembali resleting celananya yang sempat diturunkan oleh Syabila. Tak lupa, ia menurunkan Syabila dari atas pangkuannya agar miliknya tidak semakin berontak.

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang