15. Diobatin Neng Cantik

8.8K 794 86
                                    

Denish sudah tiba di kafe tempatnya janjian dengan Syabila beberapa menit lebih awal. Ia bahkan sengaja memesan minuman untuk mereka berdua. Secara diam-diam, ia memasukkan bubuk obat perangsang ke dalam minuman Syabila. Ia tersenyum licik karena setelah ini Syabila pasti menjadi miliknya dan tidak akan bisa lepas darinya lagi.

Senyum di bibir Denish semakin mengembang ketika ia membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Ia tak sabar lagi ingin memiliki gadis yang sudah hampir satu tahun ia pacari, tetapi tak pernah bisa ia gauli. Membayangkan Syabila yang akan mendesah hebat karena goyangan pinggulnya membuat Denish tersenyum bagai orang gila.

Keyakinan Denish sangat kuat kalau Syabila akan ketagihan setelah ia perawani. Buktinya Milka saja ketagihan dan ingin lagi terus berhubungan intim bersamanya. Dengan kecanduannya Syabila akan sentuhannya, tentu saja gadis itu tak akan pernah bisa lepas darinya.

Yang ada di pikiran Denish saat ini hanyalah bagaimana cara memiliki Syabila dan juga tubuhnya. Ia bahkan tidak terlalu peduli lagi dengan video yang sedang beredar. Mau dikeluarkan dari kampus atau apapun ia tak peduli asalkan Syabila bisa menjadi miliknya sepenuhnya.

"Tenang aja, Sayang... Aku akan memberikan pengalaman pertama yang hebat buat kamu," gumam Denish dengan senyum liciknya.

Denish melirik jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. Namun, ia tak juga menemukan keberadaan Syabila. Keningnya tiba-tiba mengernyit saat malah melihat laki-laki yang Syabila perkenalkan sebagai kekasihnya. Kebingungannya semakin bertambah ketika ternyata laki-laki itu mendekat ke arahnya.

"Ngapain lo ke sini? Syabilanya mana?" tanya Denish langsung.

"Dia gak dateng. Yang ngiyain ajakan ketemuan itu gue, karena ponsel dia ada di gue," sahut Rey tenang seraya menunjukkan ponsel Syabila yang masih ada padanya. "Gue mengiyakan ajakan lo cuma buat memperingatkan elo, agar gak mendekati Syabila lagi. Karena saat ini dia udah jadi pacar gue dan jelas akan lebih bahagia kalau sama gue. Dia gak butuh laki-laki pengkhianat kayak lo!"

"Sialan lo! Lo emangnya udah tau apa yang pernah kami lakuin saat pacaran? Masih mau lo sama cewek bekas kayak dia?" tanya Denish mulai terpancing emosi.

"Gue tau. Dia udah bilang dengan jujur ke gue kalau tubuhnya pernah digerayangi sama lo. Dan gue menghargai kejujuran dia. Gue juga bisa menerima dia apa adanya bukan ada apanya."

"Gak yakin gue lo masih bisa bilang kayak gitu kalau tau dia udah gak perawan lagi," sahut Denish dengan senyum sinisnya.

"Kenapa enggak? Lagian dia lepas perawannya juga sama gue. Dia jelas keenakan saat gue masuki. Lo dengar sendiri 'kan ucapan dia waktu itu kalau punya gue lebih besar dari punya lo? Jelas aja gue bisa muasin dia sampai lemas," balas Rey tenang disertai senyum mengejeknya. "Tapi nanti kalau kami udah nikah," tambahnya dalam hati.

Denish terbelalak karena tidak percaya dengan ucapan Rey itu. Dengannya yang sudah berpacaran lama saja Syabila tak mau menyerahkan keperawanannya. Mustahil kalau Syabila mau melakukan itu dengan Rey yang baru dikenalnya.

"Gak percaya ya? Itulah bedanya gue sama lo. Kalau sama lo, dia ogah disentuh. Tapi sama gue, dia malah menawarkan diri. Jadi sampai sini lo paham 'kan kalau lo udah gak diharepin lagi sama dia?"

Rey semakin tersenyum licik ketika melihat tangan Denish yang terkepal. "Cuma itu doang sih yang mau gue bicarain. Gue akan sangat berterima kasih kalau lo gak menemui Syabila lagi. Permisi."

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Rey pun melenggang pergi untuk meninggalkan Denish sendirian dengan kekesalannya.

"Sialan!!! Awas aja lo! Gak akan gue biarin lo milikin Syabila!"

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang