9. Neng Cantik Pacarnya Aa

10.5K 910 112
                                    

"Kita beneran pacaran ya, Pak?" tanya Syabila sekali lagi untuk memastikan. Ia masih merasa tak percaya kalau Rey akan menerima ajakannya tadi. Rasanya seperti mimpi ia menjalin hubungan spontan dengan bos di tempat magangnya itu.

"Kok Bapak lagi? Aa atuh, Neng. Iya kita beneran pacaran. Emangnya Neng berubah pikiran?"

Syabila menggelengkan kepalanya. Ya sudah kalau ia pacaran dengan Rey. Tak ada salahnya juga. Toh Rey ganteng, tajir, dilihat-lihat humoris juga. Jadi sepertinya akan dengan mudah bisa membuatnya jatuh cinta. Apalagi itunya juga besar. Eh memangnya mengapa kalau itunya besar ya?

"Ya udah, sekarang kita resmi pacaran. Jadi Neng gak boleh dekat-dekat sama cowo lain lagi."

"Iya, A. Aa juga gak boleh dekat-dekat sama cewek lain. Apalagi si Mbak di depan ruangan Aa itu. Pakaiannya udah kayak mau ke diskotik aja. Belahan dada sama paha keliatan semua."

Rey mendelik seraya tertawa karena ucapan Syabila. Bagi kebanyakan orang apa yang dikenakan sekretarisnya itu seksi. Tapi baginya malah terkesan aneh. Ia risih kalau melihat yang seperti itu di saat-saat bekerja. Toh ia sudah sering melihat yang begitu bahkan wanita telanjang sekalipun dari video. Sehingga melihatnya secara langsung melalui sang sekretaris membuatnya biasa-biasa saja dan cenderung tak tertarik.

"Iya, Neng tenang aja. Aa gak bakalan kepincut. Lagian meskipun dia pakai pakaian seksi, punya Aa gak pernah bangun. Beda sama tatapan Neng yang udah bisa bikin dia bangun."

"Apaan sih, A. Kok malah jadi mesum."

"Kan sama Neng. Sama-sama mesum kitanya."

"Terserah Aa aja deh."

***

Kini Syabila sedang ada di kamarnya setelah pulang dari magang. Ia pun sudah mandi dan berganti pakaian. Ia termenung seraya memikirkan apa yang sudah terjadi hari ini. Di mana hari ini ia sudah putus dari Denish. Sekaligus ia yang baru saja jadian dengan Rey.

Dalam satu hari statusnya bisa berubah dengan cepat. Bahkan tidak sampai satu jam. Gila memang.

Drrrtt drrrtt

Syabila meraih ponselnya yang bergetar. Ia baca sebuah pesan masuk yang ternyata dari Rey. Setelah jadian, mereka memang bertukar nomor ponsel. Syabila menyimpan kontak Rey dengan nama "Aa Sayang" atas permintaan Rey. Sementara kontaknya sendiri di ponsel Rey bernama "Neng cantik".

Sudah sampai rumah, Neng?

Tadi Rey ingin mengantarnya pulang lagi seperti kemarin. Tapi ia menolak karena motornya sudah bisa digunakan.

Udah, A. Aku udah mandi, udah wangi juga.

Jadi pengen nyium.

Nyium apanya, A?

Nyium apa yang boleh ajalah, Neng.

Buat Aa mah semuanya juga boleh dicium. Aku ikhlas lahir batin kalau Aa cium. Habisnya ciuman Aa enak sih.

Kamu bilang gini aja burung Aa udah bangun loh, Neng. Kita langsung nikah yuk. Biar Aa sama Neng bisa mesra-mesraan. Biar Neng bisa megang si burung sepuasnya. Yang terpenting bisa masuk sarangnya dan bersuara ahh ahh uhh enak.

Wajah Syabila memerah ketika membaca pesan Rey itu. Tiba-tiba saja ia kembali teringat desahan sang Mama yang keenakan malam itu. Ia pun mencoba menghilangkan pikiran kotornya seraya mengetikkan balasan untuk Rey.

Aa apaan sih. Aku gak mau nikah muda, A. Aku mau lulus kuliah terus jadi wanita karier dulu.

Yah, berarti masih lama dong, Neng. Masih lama juga Aa perlu puasa kalau gitu. Mana Neng suka mancing-mancing pula. Kalau Aa udah gak tahan lagi gimana?

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang