27. Akal-akalan si Aa

9.3K 808 69
                                    

Warning!!!

Tak terasa sudah seminggu lebih Syabila bekerja di perusahaan keluarga Fino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa sudah seminggu lebih Syabila bekerja di perusahaan keluarga Fino. Setiap harinya ada-ada saja kelakuan Fino yang membuatnya geleng-geleng kepala. Kekasihnya itu kerap mencari kesempatan agar mereka bisa berduaan. Seperti saat Syabila pergi ke pantry untuk mengambil minum, tiba-tiba saja sang kekasih juga ada di sana. Kalau kata Fino mereka pacaran kilat. Entah kesempatan itu Fino gunakan untuk sekedar menggenggam tangan Syabila atau kalau sempat ia mencium kilat bibir sang kekasih.

Syabila menolehkan wajahnya ketika pintu ruangan mereka dibuka. Keningnya mengernyit begitu melihat kehadiran Fino di sana. Ia bertanya-tanya mau apa lagi kekasihnya itu? Sementara Fino malah mengulas senyum manis seraya melangkahkan kaki mendekatinya.

"Laporan mingguan sudah selesai?" tanya Fino pada Syabila.

"I-iya, sudah kok Pak." Syabila menoleh pada teman-temannya yang lain. Ia takut mereka curiga dengan hubungannya dan Fino. Tapi syukurlah sepertinya tidak.

"Bisa tolong segera antarkan ke ruangan saya? Biar saya bisa mempelajarinya dan melakukan perbaikan secepatnya."

Syabila mendelik ketika melihat Fino mengedipkan mata padanya. Ia tahu kalau itu pasti hanya akal-akalan Fino saja agar bisa berduaan dengannya. Meskipun begitu, ia pun tetap mengangguk.

"Kalau gitu saya tunggu di ruangan. Terima kasih."

"Sama-sama, Pak."

Fino membalikkan badannya dan melangkah keluar dari ruangan itu dengan senyum masih melekat di bibirnya. Siapa yang tidak senang kalau sebentar lagi bisa berduaan dengan sang kekasih dengan alasan laporan itu.

"Pak Rey itu baik banget deh. Dia yang langsung nyamperin ke sini buat minta laporan, bukannya Bu Hesty sekretarisnya. Itu pasti karena dia gak tegaan soalnya Bu Hesty lagi hamil gede," celetuk Nela yang diangguki teman-teman lainnya. Tapi tidak dengan Syabila. Ia jelas tahu apa maksud terselubung sang kekasih yang menyuruhnya datang ke ruangannya itu.

"Eh ngomong-ngomong itu kayaknya Bu Hesty bakal cuti lama menjelang dan sehabis melahirkan nanti. Kira-kira siapa ya yang bakal ngegantiin posisi dia? Gue sih mau-mau aja, dan seneng banget malah kalo jadi sekretaris sementara Pak Bos," ujar Nela lagi yang langsung mendapat cibiran dari yang lainnya. Sementara Syabila hanya tertawa seraya menggelengkan kepalanya. 

"Mimpimu jangan ketinggian, Nel. Ntar jatuh sakit," tegur Mbak Wulan. Pegawai paling senior dari mereka semua. "Buruan deh Sya anterin laporannya. Nanti Pak Rey nungguin."

"Ah iya."

Syabila meraih laporan yang diinginkan sang kekasih lantas bangkit dari tempatnya. Ia pun pamit untuk menghampiri kekasih tengilnya itu yang bisa-bisanya memanfaatkan pekerjaan untuk bertemu dengannya. Namun, tak ayal senyumnya mengembang karena Fino selalu ingin berdekatan dengannya. Sepertinya kekasihnya itu benar-benar sudah menjadi bucinnya.

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang