Warning!!!! Ceritanya makin absurd 🤣🤣🤣
***
Pakaian yang tadinya masih melekat di tubuh Syabila dan juga Fino kini telah teronggok tak berdosa di atas lantai. Baik tubuh Syabila maupun tubuh Fino sudah sama-sama tak tertutup oleh benang sehelai pun. Sekarang ini Fino sedang ada di atas tubuh sang kekasih dan sibuk bergerak maju-mundur.
"Aaah..."
Desahan merdu keluar dari celah bibir Syabila ketika Fino melumat gemas salah satu puncak payudaranya. Sementara yang sebelahnya lagi Fino remas cukup kuat. Syabila semakin mengeratkan pelukannya pada pundak Fino seraya sebelah tangannya meremas rambut sang kekasih.
Kaki Syabila melingkari pinggang Fino saat ia merasa bagian bawahnya sudah semakin berkedut nikmat. Gerakan maju-mundur Fino pun bertambah cepat hingga membuatnya merasa hampir sampai. Tak lama kemudian, tubuhnya menegang. Ia pun semakin membenamkan tangannya di rambut Fino yang ada di dadanya ketika akhirnya pelepasan itu tiba.
Fino tersenyum lantas mengecup bibir Syabila. Ia kembali menggerakkan pinggulnya maju-mundur untuk mengejar pelepasannya juga. Hingga akhirnya ia mengerang lirih begitu kejantanannya terasa semakin membengkak. Dan benar saja, ia pun langsung melepaskan bukti gairahnya di atas perut Syabila.
"Maafin Aa ya, Sayang," ujar Fino seraya mengecup dahi Syabila. Ia merasa bersalah karena sudah menyentuh Syabila seperti ini padahal mereka belum menikah.
"Aa ngapain minta maaf? Ini bukan sepenuhnya salah Aa. Aku juga salah karena ngegodain Aa terus."
"Enggak, Sayang. Aa salah karena sudah menjilat ludah sendiri. Padahal Aa yang bilang ke kamu kalau Aa gak akan macem-macem sebelum kita nikah."
"A... Aa gak perlu ngerasa bersalah. Lagian kita juga gak beneran making love karena cuma main di luar aja. Itu sudah cukup membuktikan ke aku kalau Aa itu laki-laki baik. Meskipun tadi Aa sudah sangat bergairah, tapi Aa bisa teguh pendirian untuk gak merenggut keperawanan aku," ujar Syabila seraya melingkarkan tangannya di leher Fino yang masih ada di atas tubuhnya. Ia bangga pada kekasihnya itu yang tak mau membobol keperawanannya. Tadi itu mereka hanya bercumbu dengan kepunyaan Fino yang menggesek pangkal pahanya. Tidak sampai masuk ke kewanitaannya.
"Makasih, Sayang. Aa janji bakal setia dan akan nikahin kamu." Fino menundukkan wajahnya untuk mengecup kening Syabila. Lantas ia bangkit dari atas tubuh Syabila. Ia mengambil tisu untuk membersihkan kejantanannya dan juga perut sang kekasih karena tumpahan spermanya tadi.
Syabila merona ketika melihat Fino yang meraih dan memakai celananya. Ia tak menyangka kalau pada akhirnya ia benar-benar bisa melihat kejantanan Fino secara langsung, bahkan sudah sempat memegang dan meremasnya. Kejantanan kekasihnya itu memang cukup besar dan juga panjang seperti ucapan Fino. Ia menjadi ragu kalau benda berurat itu bisa masuk ke miliknya yang belum pernah terjamah.
"Neng, kok malah ngelamun?"
"Eh, enggak kok, A," kilah Syabila.
"Masa sih? Tapi kok mata kamu ke punya Aa terus? 'Kan udah ngeliat tadi, udah ngerasain ada di tangan kamu juga," ujar Fino dengan senyum dikulum. Ia memang sudah memakai celananya lagi untuk mengamankan sang rudal yang tadi sudah mengeluarkan isinya di atas perut Syabila. Sementara Syabila masih telanjang dengan tubuh yang hanya ditutupi oleh kemeja Fino.
"Aa... Bisa jangan terlalu jujur gak sih? Bikin malu aja!" rengek Syabila yang malah membuat Fino semakin tertawa.
"Iya maaf. Jadi kenapa hm? Kamu mikirin apa sampai-sampai ngeliatin punya Aa?"
"Sebesar itu emangnya nanti bisa masuk ke punyaku, A?" tanya Syabila kelewat polos. Alhasil tawa Fino pun semakin tak bisa ditahan. Namun, ia mencoba menghentikan tawanya begitu Syabila mencubit perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Love
RomanceOrang bilang cinta itu datangnya tak terduga. Ia bisa hadir tanpa disadari kapan dan kepada siapa akan berlabuh. Ada pula yang mengatakan kalau benci dan cinta itu beda tipis. Awalnya benci setengah mati pada seseorang tapi lama-kelamaan jadi cinta...