17. Kangen Kamu, Neng

8.8K 869 159
                                    

Votenya makin turun lagi yaaaa... Hmm... Padahal nekan bintang doang kok 😌😐 Yoweslah aku hiatus aja sampe tahun depan😘

***

"Awas aja lo, Syabila! Tunggu pembalasan gue!"

Milka sangat kesal pada Syabila dan bertekad akan membalasnya. Ia tak terima di-DO begitu saja gara-gara beredarnya video mesumnya bersama Denish. Semisal tidak dikeluarkan pun, ia sudah malu sekali datang ke kampus itu lagi. Mahasiswa di sana banyak yang menatap jijik padanya. Namun, ada juga mahasiswa nakal yang malah menawarinya job padahal ia bukan wanita panggilan. Sialan memang!

Semua ini tidak akan terjadi kalau videonya bersama Denish tak tersebar. Ia juga yakin kalau Syabila ada di balik ini semua. Karena hanya Syabilalah yang memiliki akses masuk ke apartemen Denish selain dirinya. Sementara itu, Denish juga menghilang entah ke mana yang membuatnya semakin kesal.

"Brengsek!!!"

Milka menghamburkan barang-barang yang ada di depan meja riasnya. Ia sudah menyerahkan semuanya, bahkan keperawanannya pada Denish. Tapi laki-laki itu malah seperti ini kepadanya. Denish bahkan tak menghubunginya lagi setelah ia dipakai berulang kali waktu itu.

Di lain tempat, Denish sedang bersembunyi dari kejaran polisi karena para preman itu mengadu. Alhasil ia tak bisa bebas ke mana-mana dan hanya bisa mengurung diri di suatu tempat yang ia rasa aman.

***

"Udah mendingan lebamnya, A?" tanya Syabila ketika ia menghampiri Rey saat mereka ingin pulang bersama.

"Iya udah kok, Neng," sahut Rey tersenyum manis. Ia berusaha mengontrol pikirannya agar tidak kembali membayangkan apa yang ada di dalam mimpinya tadi.

"Syukur deh kalo gitu."

Mereka berdua melalui perjalanan pulang dengan saling mengobrol. Syabila sesekali tersenyum ketika Rey meraih dan menggenggam pergelangan tangannya atau bahkan mengecupnya.

"Makasih karena udah jadi pacar Aa ya, Neng."

"Cuma makasih karena udah jadi pacar Aa doang nih? Gak bilang makasih karena udah beberapa kali aku kasih ciuman?" tanya Syabila yang membuat kening Rey mengernyit kemudian ia malah tertawa.

"Bisa aja sih kamu, Neng. Iya, makasih buat semuanya deh."

"Heem. Makasih juga ya, A."

"Sama-sama, Sayang."

***

Beberapa minggu kemudian...

Rey merasa sedikit tak rela ketika waktu magang Syabila sudah hampir usai. Beberapa hari yang lalu, Syabila dan teman-temannya juga sudah mulai menyusun laporan magang. Itu artinya ia tak akan bisa melihat Syabila ketika sedang bekerja lagi. Sementara intensitas pertemuan mereka yang paling sering adalah saat berangkat dan pulang kerja bersama.

"Kalau udah lulus kuliahnya kamu kerja di sini aja ya, Neng. Nanti pasti langsung diterima jadi sekretaris pribadi Aa tanpa tes dan wawancara."

"Ih Aa mana bisa gitu. Itu nepotisme namanya. Lagian kalau aku dijadiin sekretaris pribadi Aa, sekretaris lama mau diapain?

"Bisa dipikirin nanti itu pokoknya. Yang penting kamu cepat-cepat lulus kuliahnya. Biar kita bisa nikah juga. Udah gak sabar lagi Aa, Neng."

"Gak sabar apanya, A?" tanya Syabila pura-pura polos.

"Masa gak tau sih? Itu loh... yang biasa ngedesah aah ahh uhh faster." Rey mengedipkan matanya yang membuat Syabila salah tingkah.

"Apa sih, A," kilah Syabila dengan wajah merona.

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang