23. Buah Jatuh tak Jauh dari Pohonnya

8.4K 748 117
                                    

Kuy vote dan komennya jangan lupa ♥️

Warning!!! Kawasan berbahaya 🤣🤣

1.5 tahun kemudian...

Fino mengeratkan pelukannya pada Syabila seraya mengecup rambut kekasihnya itu. Ia merapatkan selimut untuk menutupi tubuh sang kekasih yang hanya tinggal mengenakan pakaian dalam saja. Sementara ia sendiri masih bertelanjang dada dan menyisakan celana pendek selututnya.

"Kerja di tempat Aa aja ya, Neng. Beneran deh kamu langsung jadi sekretaris Aa. Biar si Belinda itu nanti Aa roling ke kantor Papa aja," bujuk Fino seraya mengecup kening Syabila.

Tak terasa sudah satu setengah tahun lebih mereka menjalin hubungan kekasih. Saat ini pula Syabila telah lulus dari kuliahnya. Namun, kekasihnya itu tetap pada pendiriannya yang tidak ingin langsung menikah. Hingga akhirnya mereka kadang berakhir dengan saling bercumbu seperti ini.

"Gak mau ah, A. Orang-orang di sana udah pada tau kalau aku pacar Aa. Gak enak nanti kerjanya pada sungkan. Lagian kalau aku jadi sekretaris Aa, bisa-bisa nanti kita sering beginian di ruangan Aa, bukannya kerja," sahut Syabila. Ia memukul tangan nakal Fino yang malah meremas payudaranya lagi.

Selama satu setengah tahun lebih berpacaran mereka memang cukup sering bercumbu, tapi tidak pernah bercinta secara langsung. Fino masih berusaha menjaga kesucian gadisnya hingga mereka menikah nanti.

"Tapi, Sayang..."

Syabila membalikkan posisi berbaringnya hingga menghadap Fino. Ia membenarkan selimut yang tadi sempat melorot dan mempertontonkan payudaranya yang masih tertutup pakaian dalam. Lalu, ia elus wajah kekasihnya itu seraya memberi pengertian.

"Beneran deh, aku yakin kita gak bakalan fokus kerja kalau satu tempat. Jadi udah paling bener aku gak kerja di tempat Aa. Lagian nepotisme itu gak baik, A. Gak enak dilihat sama pegawai Aa yang lain. Jadi gak apa-apa ya aku gak kerja di tempat Aa. 'Kan kita masih bisa ketemuan kayak gini."

"Ya udah deh, Aa nurut sama kamu."

"Makasih Aa." Mereka saling berpelukan dengan Fino yang mengecup kening Syabila. Namun, Syabila terpekik saat Fino menindihnya lagi. Kekasihnya itu langsung menyerang bibirnya hingga membuatnya kewalahan. Alhasil ia hanya mampu menerima seraya melingkarkan tangan di leher Fino.

"Nghh..."

Lenguhan Syabila terdengar merdu saat Fino mengecup lehernya. Selimut yang ia pakai tadi juga sudah disingkap oleh Fino. Hingga kini kekasihnya itu sedang bermain-main dengan payudaranya lagi.

Syabila pasrah pada apapun yang dilakukan oleh Fino. Ia menikmati hisapan dan lumatan yang Fino berikan pada puncak payudaranya. Sementara yang sebelahnya lagi, kekasihnya pilin dengan jari tangannya.

Fino melepaskan bibirnya dari payudara Syabila. Ia beralih mengecup bibir kekasihnya itu seraya tangannya mengelus celana dalam Syabila yang kembali lembab. "Udah basah lagi aja kamu, Sayang... Yakin gak mau cepat-cepat nikah sama Aa?"

"Aku pengen ngerasain kerja dulu ya, A. Baru deh setelah itu aku pikirin soal nikah."

"Beneran ya?"

"Iya... Buruan atuh lanjutin."

Fino tersenyum lantas menarik lepas celana dalam Syabila. Langsung saja ia mengerjai kewanitaan sang kekasih dengan bibir dan lidahnya hingga membuat Syabila tak berhenti mendesah.

Mata Syabila terpejam dengan tangan yang meremas rambut Fino. Tubuhnya pun blingsatan tak karuan karena rasa nikmat yang ia peroleh akibat cumbuan Fino di bawah sana. Remasannya di rambut Fino bertambah kuat ketika ia merasa hampir sampai pada puncaknya. Dan benar saja, tak lama kemudian ia mengejang diiringi erangan yang keluar dari bibirnya saat ia mengalami pelepasan.

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang