Okeyy.. jadi aku akan menyelesaikan cerita Syabila dulu baru nanti lanjut Shanum ya. Thanks buat yang udah bantu voting tadi. ❤️
Sekali lagi aku katakan. Jangan terharap berlalu lebih sama cerita ini. Biar gak kecewa jika gak sesuai keinginan kalian. Soalnya konfliknya ringannnnn!
Sepanjang magang hari ini, Syabila sudah berusaha mengingat-ngingat apakah ia pernah berkenalan dengan pimpinan PT. Raquat itu. Ia masih sangat bingung sekaligus penasaran juga karena sang CEO tahu namanya. Tapi sayang, ia sama sekali tak merasa pernah kenal dengan laki-laki itu. Bahkan bertemu saja rasanya baru di perusahaan ini.
Perusahan PT. Raquat ini tentu saja mempunyai data mahasiswanya yang sedang magang. Tapi CEO seperti laki-laki itu pasti memiliki banyak kesibukan. Sehingga tak akan sempat memeriksa data mereka semua dan pastinya hanya diwakilkan oleh bawahannya yang lain. Lalu, dari mana laki-laki itu bisa menebak namanya dengan tepat?
Pak Rey atau Reynard. Begitulah pegawai di sini memanggil laki-laki itu. Dialah laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun yang cukup tampan. Bahkan katanya, banyak pegawai perempuan yang menaruh hati pada sang CEO. Syabila mengetahui informasi tentang laki-laki itu pun karena biasanya Bu Maryam sering mengajak mereka para mahasiswa magang bergosip tentang CEO itu.
"Beneran deh, gue gak pernah ngerasa kenal sama dia. Tapi kok dia bisa tau nama gue? Apa jangan-jangan dia fans gue?"
Syabila menepuk jidatnya pelan karena pemikirannya sendiri. Mana mungkin laki-laki itu fansnya. Ada-ada saja. Tapi jika benar, sepertinya boleh juga laki-laki itu dijadikan pacarnya untuk memberi pelajaran pada si Denish brengsek.
Syabila menggelengkan kepala karena pikirannya mulai melantur. Ia pun melanjutkan langkah kakinya menuju tempatnya memarkirkan motor untuk segera pulang. Ketika sampai lobi, keningnya mengernyit begitu ponselnya berbunyi.
"Ngapain nih dia nelepon?"
Syabila memutuskan untuk tidak menerima panggilan dari Denish itu. Ia hanya mengatur nada dering ponselnya menjadi diam sehingga suara panggilan itu tak terdengar lagi.
"Mimpi apa gue kemarin nerima dia jadi pacar coba? Kalau aja tau begini kejadiannya gak maulah gue pacaran sama dia. Mana rugi karena udah sempat dia grepe-grepe. Brengsek emang! Semua cowok sama aja bajingannya!" dumel Syabila kesal.
"Gak semua cowok bajingan. Masih ada kok yang baik dan tulus. Jangan karena cowok kamu bajingan, kamu malah menyamaratakan semua cowok begitu."
Syabila menolehkan kepalanya begitu mendengar ucapan itu. Lagi-lagi ia mengernyit karena melihat sang CEO yang sepertinya juga ingin pulang.
"Tapi kebanyakan cowok tuh emang bajingan sih, Pak. Manisnya pas di awal-awal doang. Giliran gak mau ngasih apa yang dia minta, dia malah cari cewek lain yang mau ngasih."
"Seperti apa misalnya?"
"Ya, kepuasan, maybe."
Syabila bisa melihat kening laki-laki itu terangkat setelah mendengar ucapannya barusan. Lagian ini ngapain sih dia ngobrol dengan laki-laki itu? Apalagi pembahasannya sudah jauh di luar ranah pekerjaan. Mereka pun tak dekat bahkan tak saling mengenal. Tapi mengapa ia malah meladeni sang CEO yang tadi menyahuti ucapannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Love
RomanceOrang bilang cinta itu datangnya tak terduga. Ia bisa hadir tanpa disadari kapan dan kepada siapa akan berlabuh. Ada pula yang mengatakan kalau benci dan cinta itu beda tipis. Awalnya benci setengah mati pada seseorang tapi lama-kelamaan jadi cinta...