Milka mendengus kesal karena Denish langsung pergi begitu saja ketika jam kerja magang mereka telah usai. Kekasihnya itu langsung melesat menuju tempat magang Syabila hingga tega meninggalkannya sendirian. Ia kesal karena Denish tak pernah mau memutuskan Syabila.
"Kenapa sih masih aja dia mertahanin si Syabila? Padahal di sini jelas-jelas ada gue yang selalu setia sama dia. Dia minta apa gue kasih. Masih kurang emangnya?" dumel Milka.
Milka sangat kesal pada Syabila karena sahabatnya itu selalu bisa mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah. Syabila memiliki keluarga yang harmonis dengan orang tua yang rutin ada di rumah. Syabila juga memiliki pacar yang sangat perhatian. Ia merasa iri pada kebahagiaan Syabila hingga berniat merebut sedikit saja kebahagiaan itu dengan mendekati Denish. Awalnya Denish memang tak pernah meladeninya. Tapi siapa sangka kalau akhirnya Denish mau dan mereka berakhir seperti ini.
"Pokoknya Denish hanya akan jadi milik gue,. Karena gue udah beneran cinta sama dia. Apalagi dia juga udah ngambil keperawanan dan rutin nyentuh gue."
Andai saja Syabila mendengar itu, mungkin Syabila akan memberikan Denish dengan sukarela karena ia malas berurusan dengan pengkhianat.
***
"Syabila!"
Syabila mengangkat wajahnya ketika mendengar suara yang tak lagi asing. Ia memutar bola matanya malas karena melihat Denish. Ia muak pada laki-laki itu dan ingin secepat mungkin mengakhiri hubungan mereka.
"Kamu kenapa sih, Sayang? Kamu beneran ngehindarin aku? Semua chat dan telepon aku sama sekali gak pernah kamu bales."
"Mikir aja sendiri," sahut Syabila ketus karena sudah lelah berpura-pura.
"Syabila... Aku punya salah ya sama kamu? Bilang sama aku, Sayang. Biar aku tau kesalahan aku di mana," pinta Denish lagi.
"Kayaknya kita gak cocok lagi deh. Kita putus aja ya. Gue yakin kalau lo bisa dapetin yang lebih baik dari gue atau bahkan udah dapat," sahut Syabila sinis berniat menyindir. Dapat yang lebih busuk sih iya.
"Apa maksud kamu? Aku gak mau putus. Aku cinta kamu, Syabila." Denish sangat terkejut dengan perubahan gaya bicara Syabila yang kembali seperti saat mereka belum jadian.
"Masalahnya gue yang udah gak cinta sama lo lagi. Soalnya gue udah ada yang baru." Dengan entengnya Syabila berkata seperti itu hingga membuat Denish terbelalak.
"Gak mungkin! Kamu pasti bercanda. Ayolah, Sayang. Aku gak lagi ulang tahun, jadi gak usah bercanda."
"Siapa yang bercanda coba? Gue serius."
Denish menghela napas. "Okey. Kalau kamu gak bercanda, sekarang tunjukin mana pacar kamu itu."
"Oke!" sahut Syabila santai. Ia melangkah menuju Rey dan langsung menggamit lengannya. Ia bawa Rey menghampiri Denish yang ternganga.
"Ini pacar aku sekaligus bos di tempat ini. Dia jauh lebih bisa ngertiin aku. Yang terpenting sih dia bukan mahasiswa lagi dan udah mapan. Jadi bisa beliin apapun yang aku mau. Dan tentunya.... punya dia lebih besar dari punya kamu. So pasti aku bakal lebih puas sama dia," sahut Syabila dengan suara yang lebih pelan di akhir kalimatnya itu. Ia tertawa sinis ketika melihat Denish masih tak berkutik. Sementara Rey tampak menaikan alisnya karena perbuatan Syabila ini.
"Enggak! Kamu pasti bercanda, Sayang. Jangan kamu pikir aku bakal percaya gitu aja pas kamu bilang kalian pacaran. Bisa aja ini cuma akal-akalan kamu karena mau putus dari aku."
"Siapa yang bercanda coba? Bilangin ke dia kalau kita beneran pacaran dong, Aa Sayang," ujar Syabila selembut mungkin pada Rey. Ia mengedipkan mata berharap Rey mau membantunya. Bisa ia lihat kalau Rey hanya terkekeh dan mengacak rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Love
RomanceOrang bilang cinta itu datangnya tak terduga. Ia bisa hadir tanpa disadari kapan dan kepada siapa akan berlabuh. Ada pula yang mengatakan kalau benci dan cinta itu beda tipis. Awalnya benci setengah mati pada seseorang tapi lama-kelamaan jadi cinta...