22. Saling Mencintai

8.8K 770 112
                                    

Fino turun dari mobilnya lantas membukakan pintu samping untuk Syabila. Hari ini ia berniat mampir ke rumah kekasihnya itu agar bisa bertemu keluarga sang pacar secara langsung.

"Ayo, A," ajak Syabila seraya menggandeng lengan Fino memasuki rumahnya. Ia langsung membawa Fino menuju ruang keluarga di mana biasanya mama dan papanya berada. Benar saja, mamanya menoleh ketika mendengar suara langkah kaki mereka.

"Kamu udah pulang, Sayang? Eh siapa nih yang kamu bawa pulang?" tanya Syakira. Ia tersenyum ketika melihat tangan Syabila yang melingkar di lengan Fino. Begitu menyadari arah pandangan mamanya, Syabila pun langsung melepaskan rangkulannya. Abizar yang mendengar ucapan istrinya itu sontak ikut menoleh dan mengernyitkan keningnya ketika melihat kehadiran Fino.

Abizar pernah beberapa kali bertemu Fino. Ia juga pernah memesan air mineral dalam jumlah banyak dari perusahaan Fino. Hanya saja ia cukup terkejut ketika melihat laki-laki itu datang ke rumahnya bersama Syabila.

"Sore, Om, sore, Tante. Kenalkan saya Alfino Reynard Meshach. Kalian bisa panggil saya Fino atau Rey. Saya... kekasih Syabila," sapa Fino seraya memperkenalkan dirinya sambil menyalami keduanya.

"Sore juga, ayo silahkan duduk dulu."

"Iya makasih, Tante."

Fino tersenyum ketika menoleh pada Syabila. Mereka pun duduk bersama di depan orang tua Syabila.

"Tante ke belakang bentar ya, mau ngambil minuman dulu," pamit Syakira yang diangguki oleh Fino.

"Jadi kamu beneran pacaran sama Syabila?" tanya Abizar setelah dari tadi hanya diam saja. Fino pun menatap papa dari kekasihnya itu lantas mengangguk mantap.

"Iya, Om."

"Sejak kapan?"

"Lebih satu bulan semenjak Syabila magang di tempat saya, Om. Kalau dihitung-hitung baru jalan sekitar dua bulanan," jawab Fino lagi. Mereka berpacaran pada sisa magang Syabila yang kurang dari satu bulan. Dan kini sudah hampir dua bulan usia hubungan mereka. Ia datang ke rumah Syabila pun karena ingin menunjukkan kalau ia serius pada Syabila. Apalagi beberapa hari lagi Syabila akan menjalani KKN di sebuah pedesaan yang cukup terpencil. Ia hanya ingin orang tua kekasihnya itu tahu dan menyetujui hubungan mereka.

"Hubungan kalian ini masih sangat baru 'kan?Memangnya kamu serius sama anak Om?"

"Saya sangat serius sama Syabila Om. Bahkan kalau Syabilanya mau, saya pengen secepatnya menikahi dia. Kalau bisa sebelum berangkat KKN dia sudah jadi istri saya. Biar di sana gak ada yang coba merebut dia dari saya."

"Aa... jangan ngaco!" tegur Syabila. Mereka sudah berulang kali membahas kalau ia hanya akan menikah ketika sudah lulus kuliah.

Abizar tampak menyipitkan mata menatap Syabila dan juga Fino. "Gak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada kalian 'kan? Atau jangan-jangan Syabila lagi hamil anak kamu?" tanya Abizar menyelidik. Ia bisa berpikiran seperti itu karena ucapan Fino tadi yang ingin secepatnya menikahi anaknya.

"Papa... Kakak gak lagi hamil. Dan Kakak juga bisa menjamin kalau Kakak masih gadis," ujar Syabila menjelaskan. Memang benar kalau ia tidak hamil dan juga masih perawan. Hanya saja ia pernah sedikit bermain-main dengan Fino hingga sudah sama-sama telanjang. Tapi papanya tak perlu tahu itu.

Abizar mencoba mencari kejujuran di mata anaknya. Ia pun mengangguk begitu yakin dengan ucapan sang putri.

"Oke. Kalau kamu memang serius sama anak Om. Om hanya ingin kamu membuktikan itu dan tidak membuat anak Om kecewa."

"Siap, Om. Saya akan berusaha membahagiakan Syabila." Fino meraih tangan Syabila dan mengenggamnya. Ia tersenyum pada Syabila dan juga Abizar.

Tak lama kemudian Syakira datang dengan membawakan minuman dan juga cemilan. Fino mengangguk seraya menyesap minuman itu ketika dipersilahkan.

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang