Yang tadi pagi salah pencet yaaa.....
Kejadian di ruangan Fino beberapa hari yang lalu tiba-tiba saja mampir di ingatan Syabila. Ia sedang memikirkan permintaan Fino untuk menikah yang sudah berulang kali kekasihnya itu tanyakan. Semakin ke sini, ia sepertinya harus mempertimbangkan itu karena apa yang mereka lakukan memang sudah terlampau jauh. Syabila bahkan yakin kalau Papa dan Mamanya pasti akan sangat terkejut jika tahu kelakuannya saat berpacaran dengan Fino.Syabila dan Fino sudah sama-sama dewasa dan keduanya mempunyai kebutuhan. Apalagi gaya berpacaran mereka tidak lagi sekedar jalan-jalan di Mal, makan atau bahkan nonton di bioskop. Melainkan sudah ke tahap masuk kamar lalu saling melepas pakaian hingga sama-sama mengalami pelepasan.
Pada zaman seperti ini memang banyak yang menganggap kalau berhubungan badan sebelum pernikahan itu sesuatu yang sudah lumrah. Namun, banyak pula yang tidak sepaham dengan itu. Sebenarnya Syabila dan juga Fino sepaham dengan pendapat yang kedua. Hanya saja mereka tak bisa menahan diri dari godaan hasrat yang memabukkan. Hingga mereka bisa bercumbu sebelum terikat pernikahan yang sah.
Syabila harusnya merasa senang karena Fino kerap mengajaknya menikah, yang itu artinya kekasihnya itu tidak main-main. Hanya saja entah mengapa ia ingin berkarier terlebih dahulu. Tapi hal itu harus ia kesampingkan dulu kalau tidak ingin terjadi hal yang tak diinginkan jika mengingat kegilaan mereka saat bercumbu.
"Sya..."
Syabila masih asyik dengan pemikirannya sendiri hingga tak menyadari panggilan Nela. Ia bahkan hanya mengaduk-aduk isi piringnya yang membuat beberapa teman kerjanya mengernyitkan alis pertanda bingung. Lalu ia terkesiap begitu merasakan pundaknya ditepuk lembut.
"Ngelamunin apaan lo? Doi ya?" tebak Nela langsung dan tepat sasaran. Syabila pun hanya tersenyum sebagai jawaban.
"Bukan apa-apa kok," kilah Syabila. Ia berusaha kembali fokus pada makanan yang dari tadi hanya ia tatap dan aduk-aduk.
"Gue gak tau, ini cuma perasaan gue aja atau bukan, Sya...," celetuk Nela yang membuat Syabila mengerutkan alisnya pertanda tak mengerti.
"Maksud lo?"
Keheranan Syabila semakin bertambah saat Nela mendekatkan wajah ke telinganya. Sontak saja matanya terbelalak karena ucapan Nela itu. Ia tak menyangka kalau Nela bisa menebak ada sesuatu antara ia dan Fino. "Entah perasaan gue aja atau gimana, Pak Rey sering banget natap lo sambil senyum. Kayaknya dia suka sama lo deh, Sya. Yakin lo kalau dia bukan playboy? Soalnya ngapain dia mandangin elu terus kalau udah ada ceweknya 'kan?"
"Perasaan lo doang kali," kilah Syabila.
"Apa iya ya?"
***
Syabila masih bertahan di tempatnya padahal jam kerja telah usai. Tadinya Fino mengiriminya pesan agar tidak langsung pulang, ia pun mengiyakan karena juga ada yang ingin dibicarakan dengan Fino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Love
RomanceOrang bilang cinta itu datangnya tak terduga. Ia bisa hadir tanpa disadari kapan dan kepada siapa akan berlabuh. Ada pula yang mengatakan kalau benci dan cinta itu beda tipis. Awalnya benci setengah mati pada seseorang tapi lama-kelamaan jadi cinta...