XI. Tangis

1.2K 97 7
                                    


Ketiga teman Nanda meneriaki dirinya agar pergi namun Nanda hanya terdiam dengan tatapan kosongnya. Reyga menatap tajam gadis itu lalu matanya beralih ke nametag gadis itu.
"Jadi keluarga barumu ngubah namamu ya," ucapnya dengan suara berat.

"Ja—jahat...jahat!!!" teriak Nanda sambil menangis.

"Reynanda Putri Isabella?" ucap Reyga.

"Kemana aja kalian?! Dimana ayah?! Kakak dimana?!!!" bentak Nanda yang sudah menunduk sambil menangis deras.

"Ayah udah gak ada, aku dengan Reyza udah pisah, kita semua juga," ucap Reyga tak tega. Dia merasa bersalah, harusnya saat ia berpisah dengan Reyza saat itu, dia langsung mencari Reyna, tapi dia tidak tahu dimana ayahnya menitipkan Reyna. Saat itu setelah ibu mereka meninggal ayah mereka yang seorang 'pengedar' tentu tak bisa merawat Reyna jadilah dia menitipkan Reyna ke keluarga kenalannya. Sialnya sampai sekarang Reyga tidak tahu siapa keluarga yang merawat Reyna.

"Reyna," ucap Reyga mendekati adiknya yang terpisah darinya itu namun...

BUGH!

"NGAPAIN LO BUAT NANGIS ADEK GUE BANGS*T!!!" teriak Ando setelah memukul keras Reyga sampai pria itu terjatuh ke aspal.

"Adek lo?" Reyga menatap Nanda yang tengah menangis tersedu-sedu itu.

"Reyna! Apa maksudnya ini?!" teriak Reyga namun Ando dengan lancangnya menarik kerah bajunya membuat Reyga terpaksa berdiri.

"Gak usah bentak-bentak Adik gue! Anj*ng!" Ando langsung memukul wajah Reyga membuat pria itu terhuyung tapi setelahnya matanya menajam menatap Ando.

"Brengs*k!!!" bentak Reyga langsung menendang perut Ando membuat pria itu terpelanting ke aspal, nekat sekali dia, bahkan ketuanya saja sulit melawannya konon dia lagi.

Reyga kemudian mendekat dengan tatapan tajam tapi tiba-tiba Samuel datang dan langsung menghadang Reyga.

"Lari Do!!!" teriak Samuel langsung menyerang Reyga. Ando mengangguk patuh lalu dengan cepat ia membawa Nanda alias Reyna pergi namun gadis sempat berontak dengan berteriak, "BANG REYGAAA!!!" tangisnya kemudian pecah melihat dari jauh Reyga yang berkelahi dengan Samuel lalu dipisahkan beberapa siswa.

Laras yang melihat kejadian itu dari tadi dengan segera memisahkan Reyga dan Samuel. Dia langsung menarik lengan Samuel agar menjauh.

"Sam udah! Cukup!" ujar Laras menarik lengan Samuel menjauhi kerumunan sedangkan Reyga yang tengah tersungkur di aspal mencari keberadaan adiknya.

"Reyna," ucapnya mencari keberadaan adiknya itu. Dia kemudian tertunduk meringis melihat nasibnya. Dia belum sempat berbicara dengan adiknya itu. Beberapa murid-murid kemudian berpulang setelah kejadian tadi tak memperdulikan Reyga yang tengah tersungkur di aspal, yah itu bukanlah sesuatu yang aneh, seorang antagonis memang selalu buruk di mata orang-orang.

"Reyga," ucap suara lembut itu sambil mengelus lembut punggung Reyga.

"Dia pergi, keluarga Ando ngadopsi dia abis tuh ngeganti namanya padahal namanya yang dulu udah bagus banget," ucap Reyga yang masih membenamkan dirinya dikedua tangannya.

"Reyga kamu bangun cepat udah mau hujan nih," ucap suara lembut itu sekali lagi.

"Ini semua salah dia!" Aira menghela napas kasar melihat pria itu tak kunjung berdiri, gerimis sudah datang, dia takut kalau Reyga akan sakit nanti di tambah juga dirinya takut pakaian mereka akan basah. Aira dengan sekuat tenaga mendirikan Reyga agar pria itu berdiri, dapat Aira lihat wajah Reyga yang tampak kusam, penuh luka dan tatapannya kosong. Dengan susah payah Aira memapah Reyga agar berjalan. Hujan sudah sangat deras membuat keduanya kini diguyur hujan deras.

REYGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang