XXV. Romantis?

1K 78 11
                                    


Laras menghela napas kasar, dia bingung dari mana mantannya itu bisa tahu nomor ponselnya. Padahal Laras sengaja mengganti nomor hanya agar mantannya itu tak bisa lagi menghubunginya. "Huftt oke tenang Ras, sekarang elo sekolah karena nanti lo bakal jalan bareng sama Reyga oke," ucapnya menguatkan diri sendiri.

Dia lalu pamit kepada kedua orang tuanya setelah selesai sarapan. Dia sengaja datang lebih cepat karena tidak mau nanti di jemput oleh Samuel. Dia hanya berharap Reyga yang menjemputnya namun dia tahu kalau pria itu tak akan mau. Sampailah Laras di depan gerbang tak lupa mengucapkan terima kasih kepada supir pribadi keluarganya. Saat di jalan dia berjumpa dengan Reyga yang sepertinya baru saja dari parkiran. Penampilannya hari ini agak berbeda karena Reyga menggunakan jaket. "Asekk cakep banget hari ini Ga!" goda Laras sambil memukul pelan lengan pria itu.

Reyga mendengus kesal lalu berkata, "Gue emang cakep dari dulu."

"Haha iya deh yang cakep," ujar Laras sambil memeluk lengan Reyga. Pria itu sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Dari kejauhan Samuel mendengus kesal melihat interaksi Laras dengan Reyga yang terlihat akrab. Sial, Dia cemburu.

"Yang sabar ya Bos," ucap Jordan menepuk punggung Samuel dengan wajah sok prihatinnya.

"Tuh anak mau baperin si Laras ya?" ucap Ando di samping Samuel.

"Tapi menurut gue sih Laras itu tipikal cewek susah baper deh," sahut Jordan.

"Tapinya lagi nih Jor, lo 'kan tau gimana liciknya si rubah itu," ucap Bimo.

"Benar kata Bimo, jadi kita apain tuh si Reyga, Sam? Gue saranin kasih pelajaran aja," saran Bara yang lebih tepatnya menghasut Samuel.

"Kita gak bisa ngelakuin apa-apa, geng kita terkenal karena kita ngelindungi murid-murid di sini. Dengan kita ngehajar Reyga tanpa sebab sama aja ngebuat nama kita tercoreng," ucap Samuel tenang namun dengan wajah seriusnya. Mereka berlima tidak menyadari kalau dari tadi Ali mendengar pembicaraan mereka. Ali menatap tajam salah satu dari mereka yang lebih tepatnya kearah Bara.

"Lo lebih cocok disebut hyena dari pada serigala, Bar," ucap Ali menatap tajam mereka dari belakang.

***


"Lo gak ikut nebeng kita Ras?" tanya Salsa karena saat ini dia mobilnya jemputannya sudah datang karena itu juga Sekar datang ke kelas mereka ingin nebeng dengan Salsa.

"Enggak, gue ada janji soalnya Sa," ucap Laras sambil menyimpan barang-barangnya.

"Sama Reyga ya?" tebak Sekar yang di jawab anggukan oleh Laras.

"Cieeee tambah dekat aja," goda Sekar sedangkan Salsa hanya diam bingung ingin bereaksi seperti apa, dia tak suka karena Laras dekat dengan Reyga karena dia sudah sangat tahu gimana Reyga meski manusia rubah itu belum pernah berbuat onar kepada Laras tapi Salsa tetaplah mengawasi pria itu. Disisi lain dia juga tidak suka kalau Laras sedih, sahabatnya itu sudah jatuh cinta kepada Reyga dan seharusnya dia harus mendukung sahabatnya.

"Guys gue cabut dulu ya, ntar si Reyga marah pula," pamit Laras melenggang pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.

"Gue tau elo khawatir sama Laras, Sa." Salsa terkejut mendengar perkataan Sekar. Dia lalu berbalik menatap Sekar dengan tatapan terkejut, "Lo—"

"Gue bukan cenayang Sa, gue tau kok alasan elo gak ikut senang pas Laras dekat sama Reyga," ucap Sekar dengan senyum tak pernah luntr.

"Tapi mau gimana lagi Sa, kalo elo larang pun Laras akan tetap ngejar si Reyga, so kita cuma bisa dukung dia aja," timpal Sekar.

Beberapa detik Salsa terdiam sambil merenungi perkataan Sekar namun detik selanjutnya dia bertanya, "Lo sedekat apasih dulu sama si Reyga, Kak?"

***

REYGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang