V. Meet

1.5K 116 0
                                    


Mulut Reyga menganga cukup lebar. Pria itu benar-benar mengalami ngantuk berat padahal jam masih belum menunjukkan tengah malam sehingga ia tidak bisa menutup warnet.

"Ga!" Reyga tersentak kaget ketika Jeremia memanggilnya dengan keras. Ia bisa melihat bosnya itu memakai setelan rapi.

"Apa Jer?" tanya Reyga dengan keadaan kantuk berat.

"Gue mau elo harus beresin nih warnet karena tamu gue mau datang."

"Males." Jeremia membulatkan matanya tak percaya, ini bukan pertama kalinya pria itu menolaknya. Reyga memanglah tak suka diperintah namun masalahnya pria itu adalah bawahannya.

"Lakuin atau gue pecat lo!"

"Iya bentar bobok dulu gue 10 menit aja entar elo pulang udah bersih kok."

"Yakin lo?!"

"Hmmm." Hanya itulah yang didapat Jeremia. Ia benar-benar frustasi mempunyai karyawan seperti ini.

"Jaga nih warnet," ucap Jeremia lalu pergi mengendari mobilnya yang terparkir didepan warnet.

Setelah kepergian Jeremia,Reyga langsung menegakkan tubuhnya,- ia membuka situs perjudian online. Lumayan untuk menambah penghasilannya.

Hingga pukul 10 malam warnet mulai sepi, Reyga bisa melihat mobil Avanza datang tepat di depan warnet.

Jeremia keluar bersama tamu-tamunya yang Reyga sendiri tak peduli. Dia hanya fokus menatap layar didepannya, dia tak boleh kalah dalam permainan ini.

"Ga bentar lagi tutup ya," ucap Jeremia sambil berlalu membawa tamu-tamunya ke lantai atas.

"Hmmm." Reyga tetap fokus menatap layarnya sampai ia merasa ada yang berdiri disampingnya.

"Mau nambah berapa jam? Warnet bentar lagi tutup," ucap Reyga tanpa mengalihkan perhatiannya pada layar monitor itu.

"Ini gue, Laras!" ujar suara perempuan itu dengan jutek. Seketika Reyga memandang ke asal suara dan benar saja, gadis yang berstatus siswi baru itu berdiri di didekatnya.

"Ngapain lo?" tanya Reyga bingung, ada perlu apa perempuan itu di warnet malam-malam begini?

"Gue sama keluarga gue mau jumpai sepupu gue, si Jere," jawab Laras sambil duduk di samping Reyga.

"Lo sepupu sama si bos?"

"Iya." Pandangan Laras mengarah kepada layar monitor di depan Reyga itu. Matanya membelak kaget,"Lo main judi?"

"Hmmm." Hanya sebuah deheman yang di dapat Laras membuatnya berdecak sebal.

"Lo gak masuk ikut sama keluarga elo?" tanya Reyga.

"Males gue." Laras merasakan tiba-tiba udara malam menyerang dia, ia lupa membawa jaketnya.

Reyga yang memperhatikan perempuan disampingnya mengerti akan hal itu. Dengan tampang malasnya ia membuka jaketnya lalu memasangkannya ke tubuh Laras.

"Ga, gak usah," ujar Laras terkejut dengan perilaku cowok itu, namun Reyga seakan tuli dengan ucapan Laras.

Setelah kejadian itu, keduanya hanya diam. Laras entah kenapa tersipu malu, ia mengeratkan jaket Reyga ditubuhnya sedangkan Reyga...pria itu masih terus memainkan permainan judinya.

"Lo pulang jam berapa?" tanya Laras membuka pembicaraan mereka setelahnya tadi terputus.

"Tengah malam," jawab Reyga datar.

"Gak dicariin ortu elo?"

"Gue tinggal sendiri."

"Serius?!" Laras terkejut mendengar penuturan Reyga tadi.

REYGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang