XLIV. Perpisahan

838 75 0
                                    


Kelas 12 sudah mau tamat dari sekolah. Acara pentas seni sudah diumumkan oleh kepala sekolah saat amanat upacara. Para OSIS mulai melakukan pekerjaan mereka menyulap aula menjadi panggung megah. Para murid-murid juga mulai mencari pakaian yang cocok saat pentas seni nantinya. Tak banyak yang berubah selama beberapa bulan ini termasuk pada lingkungan Reyga. Samuel akan segera turun dari jabatan sebagai ketua Serigala karena dia akan fokus pada ujiannya dan juga dia ingin menghabiskan waktu bersama Laras. Rencananya mereka akan mengadakan rapat bersama untuk menentukan siapa ketua Serigala selanjutnya.

Reyga sudah mulai tidak begitu nakal lagi karena sering dinasihati oleh Aira. Kalau Reyga tetap keras kepala gadis itu akan kesal dan akhirnya ngambek. Reyga masih menetap tinggal dirumah Jeremia, pria itu tak keberatan asal Reyga tak menjadi parasit di rumahnya seperti hanya makan tidur saja kerjanya.

Perusahaan Reyza sudah mulai berkembang berkat bantuan tuan Samudra, setelah acara makan malam itu Reyza memang langsung menemui Samudra besoknya, kapan lagi menurutnya dapat bantuan dari salah satu orang terkaya di negara ini. Dia bahkan sudah bertunangan dengan Nadira, karena merasa sudah siap secara mental dan ekonominya.

Kembali kepada Aira dan teman-temannya, karena akan ada acara pentas seni untuk merayakan perpisahan kepada kelas 12. Sekar mengajak Aira dan teman-temannya membeli baju untuk acara tersebut. Kalau bisa Sekar ingin mereka semua memakai baju yang sama.

"Kira-kira kita pake baju apa ya guys?" tanya Salsa kebingungan.

"Kalo merah rasanya norak banget," ucap Laras melihat dress putih yang menurutnya cukup anggun tapi sedikit terbuka, pastinya Samuel nanti akan marah padanya.

"Gue sih pengennya yang agak gelap dikit warnanya, males mencolok banget gue," ucap Zara.

Reyna yang dari tadi diam saja melihat Aira yang tampak terkagum melihat sebuah dress hitam bermotif luar angkasa. Reyna dengar dari Reyga kalau Aira memang suka yang berhubungan dengan luar angkasa, bahkan Reyga sempat bercanda kalau dia akan membelikan Aira baju astronot. Reyna lalu mendekati kekasih kakaknya itu, dia juga kagum melihat dress itu. "Kak, kalo Kakak mau ambil aja, Reyna yakin bang Reyga bakal suka."

"Ah kamu bisa aja, tapi kayaknya gak cocok buat aku," tolak Aira, dia rasa jika dia memakainya akan menghilangkan nilai kecantikan dress itu.

"Ya ampun Ra, lo harus percaya diri deh sekali-kali lo cantik kok jadi coba aja dulu," ucap Sekar memberi motivasi kepada Aira.

"Gitu ya." Aira perlahan mengambil dress itu lalu mencocokkan ke tubuhnya, dia melihat dirinya di cermin. Dia tersenyum melihat kalau dress itu cocok dengannya.

"Pasti si rubah bakal klepek-klepek sama lo," bisik Sekar membuat Aira tertawa, jujur dia memang ingin memakai pakaian yang terbaik untuk membuat Reyga terpesona kepadanya, mungkin Sekar, Salsa, Reyna dan Laras juga memikirkan hal yang sama seperti dirinya.

***

Keesokannya ruang kelas IPS dijadikan tempat berkumpulnya geng Serigala karena mereka sedang menjalani rapat pemilihan ketua baru. Kelas 12 juga datang sekedar melihat dan akan memberi saran jika diperlukan. Namun yang unik dari rapat kali ini adalah kedatangan Reyga dan Ali, awalnya para anggota Serigala banyak yang tak setuju, tapi Samuel mengatakan kalau maksud dia melakukan itu adalah bahwa Serigala dan Reyga sudah bukan musuh lagi. Reyga dan Ali juga tak mempermasalahkan hal itu, mereka akan tetap datang karena memang penasaran siapa yang akan menjadi ketua di generasi baru nanti.

Saat rapat mulai berjalan Reyga tak sengaja bertatapan dengan Haikal. Sudah lama sekali rupanya, Reyga jadi mengingat saat perkelahiannya dengan Haikal, cukup seru rupanya kalau dia mengingatnya lagi. Setelah cukup lama sampai bel sudah berbunyi akhirnya ketua Serigala telah ditentukan yaitu Haidar yang ternyata adalah adik dari Haikal. Melihat dari tatapannya Reyga sadar kalau dia melihat kemiripan dengan Haikal yang selalu berwajah serius, dia akan memantau mulai saat penobatan Haidar nanti, apakah mentalnya sama seperti kakaknya itu? Atau hanya sebuah kebetulan saja dia bisa terpilih. Setelah pembubaran selesai, Reyga langsung menuju kelas meski dia sangat malas rasanya untuk belajar hari ini. Langkah Reyga terhenti karena Haidar mencegahnya tiba-tiba.

"Gue ngomong sejujurnya aja, meski bang Samuel udah ngakuin elo tapi gue tetap gak suka sama lo apalagi elo sempat ngalahin Haikal," ucap Haidar dingin, tatapannya cukup menusuk kepada Reyga. Bukannya takut, Reyga justru tersenyum menatap Haidar.

"Haikal cerita soal gue sama lo?"

"Iya, termasuk soal elo yang baru masuk udah buat masalah."

"Gue gak merasa itu masalah sih tapi kalo Haikal nganggap itu masalah gue gak masalah."

"Gue harap lo gak buat masalah lagi sama Serigala karena sekarang gue yang mimpin."

"Mental yang bagus Dek, ketua memang seharusnya begitu tapi ada hal yang harus lo tau, suka atau enggak lo sama gue gak akan ngubah kalo gue tetap jadi ancaman Serigala," ucap Reyga lalu pergi melewati Haidar. Sebelumnya, Haidar memang sudah berbincang dengan Samuel soal Reyga, mantan ketua Serigala itu mengatakan kalau lebih baik hanya memantau Reyga saja daripada mencari ribut kepadanya, tapi untuk saat ini Reyga tidak akan membuat keributan karena dia sudah punya 'pawang' yang bisa menjinakkannya siapa lagi kalau bukan Aira. Tetapi Haidar tetap penasaran dengan Reyga, jadilah dia menjumpai secara langsung pria itu. Sesuai dengan rumornya pria itu cukup ahli kalau soal meninggikan dirinya, tapi Haidar sadar kalau pria itu memang sangat kuat karena 2 generasi Serigala tidak bisa mengalahkannya.

Setelah usai soal Haidar, Reyga berencana setelah pulang akan menjumpai Sekar. Dia sudah permisi dengan Aira, gadis itu langsung mengerti maksud Reyga. Masih ada hal yang harus kedua orang itu selesaikan dan Aira akan memberikan ruang untuk mereka berdua.

Setelah bel pulang, Reyga segera menuju ke taman belakang karena Sekar sudah menunggu disana cukup lama. Alasannya karena kelas 12 sudah mendapatkan minggu tenang.

"Maaf gue telat," ucap Reyga.

"Gak papa gue juga kecepatan kok," ucap Sekar sambil berdiri dari kursi taman. "Gimana hubungan lo sama Aira?"

"Hah? Lo ngarep gue sama dia cepet-cepet putus ya?"

"Gaklah gue cuman mau tau doang."

"Baik, tambah deket malahan, kalo lo?"

"Biasa aja, kadang berantem abis itu baikan, siklus pacaran Ga."

"Pasti ribet banget apalagi Yudha udah dewasa banget."

"Hahaha iya, tapi mungkin itu yang buat gue suka sama dia."

Keduanya lalu diam bingung ingin mengatakan apa, tapi keduanya saling melempar senyum kalau mereka sudah memiliki kebahagiaan mereka masing-masing. Mengetahui mereka tak boleh terlalu lama Sekar sebaiknya cepat menyelesaikan urusan mereka. "Lo tau, pertama kali ke sekolah ini, gue kaget kalo lo disebut rubah antagonis, Samuel sama teman-temannya dianggap protagonis disini, benar-benar kayak novel yang dulu gue sering baca." Reyga hanya tersenyum mendengar ucapan Sekar. Dia tidak akan membalas apapun karena dia tahu masih banyak hal yang akan Sekar katakan padanya.

"Gak ada hal yang benar-benar gue benci sama lo Ga, bahkan meski lo berani-beraninya nyebarin kabar kalo gue pacar elo, gue gak benci lo sama sekali tapi gue ngerasa terlalu dini kalau gue pacaran, jadi waktu itu akhirnya gue jumpa sama Yudha. Intinya makasih udah selalu ada buat gue waktu itu, sekarang kita udah punya hal yang berharga masing-masing dan maaf juga untuk penolakannya, Ga." Setelahnya Sekar berjalan melewati Reyga hendak pergi, dia mengusap sedikit air matanya yang mau jatuh.

"Kar." Sekar terhenti tanpa harus berbalik menatap Reyga. "Iya Ga?"

"Pensi datang ajak Yudha, tenang aja gak akan ada yang ngelarang, gue jamin.....juga gue gak nyesel sedikit pun suka sama lo bahkan sampai sekarang." Mendengar ucapan Reyga, Sekar tersenyum senang. Dia tak mengatakan apapun lalu pergi meninggalkan Reyga sendirian. Sekarang tidak ada lagi bayang-bayang tentang masa lalu mereka berdua.

"Tuhkan jadi mudah," ucap Reyga.

Bersambung...

REYGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang