XXXIII. Problem 3

917 78 2
                                    



Pak Tejo memeluk erat penghuni kontrakannya itu. Tak tega kepadanya meski kerjaan pemuda itu selalu membuat orang emosi. Dari dulu Pak Tejo tahu kalau anak ini nakal bukan atas dirinya tapi lingkungannya.

"Bapak akan selalu rinduin kamu Rey," ucap Pak Tejo sambil menguraikan pelukannya.

"Saya juga Pak, maaf telah membuat marah dari dulu," ujar Reyga sambil terkekeh. Dia kemudian menenteng tasnya.

"Jangan pernah nyerah buat jadi kaya Nak, Bapak selalu ingat cita-cita konyolmu itu." Pak Tejo tertawa receh diikuti oleh Reyga.

"Kalo gitu saya pamit Pak," ucap Reyga sopan yang dibalas anggukan oleh pak Tejo. Dengan langkah lesuh Reyga berjalan menjauh dari pekarangan kontrakannya. Yah, memang dia sudah meramalkan bahwa dia akan diiusir juga. Langkahnya berhenti di depan warnet Meraki, Reyga mengerutkan keningnya karena tumben warnetnya tutup.

"Bos."

Tok

Tok

"Bos Jere."

Tok

Tok

Reyga terdiam sebentar lalu dengan malasnya dia lanjut berjalan tak tentu arah.

Tringgg

Dengan malasnya dia membuka ponselnya.

Boss
Jam 7 sore gue balik, sabar aj dlu

Reyga mendengus kesal lalu kembali melanjutkan perjalanannya. Dia berhenti ketika melihat spanduk di sebuah kedai.

Kedai koko Hong Li
Menjual apapun kecuali wanita.

Agak lucu mendengarnya namun Reyga tetap masuk kesana, kedainya sederhana namun dalamnya sangat panjang.

"Koko," panggilnya.

"Oy bentar." Bisa Reyga lihat laki-laki yang kira-kira seumuran dengan pak Tejo datang ke meja kasirnya.

"Soda kaleng dingin ada gak?" tanya Reyga.

"Ada mau berapa?"

"Dua aja Ko."

"Wokeh, bentar ya." Reyga mengangguk, sambil menunggu dirinya melihat barang-barang yang dijual disini. Ia terkekeh melihat ada CCTV yang dipasang, ternyata ada sisi elitenya juga kedainya. Namun ada satu hal yang membuat Reyga tertarik, yaitu foto koko tadi dengan seorang remaja kira-kira seumuran dengannya. Tunggu! Reyga kenal pria itu.

"Nih dua soda kaleng," ucap Koko Li.

"Ko, ituuu bang Elvandra ya?" tanya Reyga sambil menunjuk foto yang terpampang di lemari jualan.

Koko Li melihatnya juga lalu tersenyum. "Iya, lu kenal El dari mana?"

"Kebetulan aja kenal di jalan Ko," jawab Reyga sopan.

"Ohh iya-iya lain kali kalo lu jumpa sama tuh anak bilang Koko Li titip salam ya."

"Oke Ko," ucap Reyga sambil menyerahkan uangnya. Setelahnya Reyga pamit pergi, saat baru keluar dari kedai dia berpapasan dengan seseorang bertubuh tinggi nan kekar masuk ke kedai.

"Oy Alan apa kabar?"

"Baik Paman Li."

Hanya itulah yang Reyga dengar lalu dirinya melanjutkan perjalanan kembali ke warnet Meraki karena hari yang mulai sore.

***


20.35

Reyga menatap 2 gelas kopi hangat yang ditaruh di meja operatornya. Dia menatap Jeremia yang duduk di sampingnya.

REYGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang