XLIII. Malam

893 74 2
                                    


Malam ini Reyga dan Aira ingin pergi ke suatu tempat. Keduanya tak lupa terlebih dahulu berpamitan dengan Lana di ruang rawat. "Buk Reyga sama Aira mau pergi dulu ya Buk," pamit Reyga mencium punggung tangan Lana.

Lana tersenyum lalu mengelus rambut Reyga. "Iya, jaga Aira ya."

"Pasti dong Buk."

Lana tersenyum melihat kedua insan itu, tak masalah baginya jika Aira memilih pria nakal seperti Reyga jika itu membuat putrinya bahagia. Lagi pula, Lana juga sudah dibuat suka oleh bocah nakal itu. Reyga memang nakal namun tak pernah menunjukkan kemunafikan di dalam dirinya. Bagi Lana, kenakalan Reyga adalah hal wajar bagi anak yang lahir dari lingkungan buruk. Sifat apa adanya anak itulah yang membuat Lana suka, mungkin juga teman-temannya.

Motor Reyga berhenti. Aira bisa melihat tempat ini hanyalah tanah yang diisi beberapa pohon dan rumput-rumput yang membuat ia ingin berbaring disana. Reyga berjalan duluan lalu diikuti Aira dari belakang. Pria itu lalu mengeluarkan teleskop yang dia beli untuk Aira dan mulai merakitnya.

"Maaf, gue bawa lo ke tempat beginian karena emang gue males liat keramaian," ucap Reyga masih fokus merakit teleskop Aira. "Lagian ntar ada yang ganggu momen romantis kita," timpal Reyga lalu duduk di rumput.

"Gak apa-apa kok, aku enjoy aja kok," ucap Aira mulai meneropong bintang-bintang.

15 menit Reyga membiarkan gadis itu fokus dengan dunianya, dia senang melihat gadis itu tersenyum menikmati indahnya langit malam meski hanya beberapa bintang yang terlihat. Aira yang sudah puas kemudian duduk di samping Reyga menatap pria itu dari samping.

"Makasih," ucap Aira tersenyum.

"Buat?" tanya Reyga heran.

"Semuanya," jawab Aira membuat Reyga tersenyum mendengarnya.

"Tambah sayang gak sama gue?" tanya Reyga absurd.

"Mmm masih suka aja deh," jawab Aira meladeni tingkah absurd pria disampingnya.

"Kok gitu?"

"Iya, tunggu udah halal baru sayang."

"Ayok nikah."

Aira tertawa mendengar ajakan Reyga, apakah pacarnya ini sudah terlalu jatuh sekali dengannya? Ada rasa senang plus geli di hati Aira.

"Menurut lo pasti gue bucin, 'kan?"

Aira yang mendengar pertanyaan Reyga terdiam, pria ini sangat ahli membaca pikiran menurutnya. "Semua orang kurasa mikir gitu Reyga," jawab Aira.

"Semua yang berharga bagi gue udah gak ada, Reyza udah punya perusahaan sendiri jadi dia bisa hidup sendiri, Reyna udah punya keluarga yang sayang banget sama dia, nah gue?" Reyga berhenti sejenak, mengambil tangan mungil Aira, menggenggamnya erat. "Gue gak punya yang berharga selain diri gue. Datangnya elo ke hidup gue ngebuat gue merasakan gimana memiliki sesuatu yang berharga yaitu elo, Ra."

Aira terdiam mendengar penjelasan pria itu. Pria yang selalu mencuri barang-barang murid disekolah, pria yang hobi buat onar disekolah, pria penyuka es krim, pria yang sangat peka dan pria yang berhasil mencuri hatinya. Aira merasa andai saja saat di kelas 10 mereka sudah bertemu pasti dunia Aira akan jauh lebih berwarna, namun menyesal sekarang pun tak ada gunanya. Dengan ini bukan hanya dirinya yang bahagia tapi teman-temannya. Aira yang dulunya selalu sendirian kini memiliki banyak teman, dia bahkan dimasukkan grup khusus perempuan yang dibuat Laras.

Reyga kemudian merebahkan tubuhnya direrumputan menatap bulan yang bersinar indah. Aira yang melihat itu ikut merebahkan dirinya berbantal lengan Reyga sambil mengagumi wajah tegas pria itu.

"Kamu kenapa waktu itu nolak Laras?" tanya Aira memulai pembicaraan.

"Ya emang gue gak punya rasa lebih dengan dia, lagi pula gue sadar kalo Samuel dari awal suka sama Laras," jelas Reyga.

"Kamu setuju soal hubungan Ali sama Reyna?"

"Setuju, meski Ali cowok berandalan tapi dia itu bertanggung jawab dan pastinya tegas."

"Kalo Salsa sama Ando gimana jadiannya?"

"Gue yang hasut Ando, gila aja tuh cowok mau ngegantungin Salsa."

"Kamu baik juga ya."

"Gue cuma ngelakuin apa yang harus gue lakuin kok."

"Sekar gimana?"

"Gue udah punya elo." Aira tertawa mendengar jawaban Reyga yang dia yakin pasti pria itu tanpa berpikir sekali pun. Aira lalu melihat ke atas menatap bintang-bintang di langit, mengabsen nama-nama dan rasi mereka yang Aira tahu saja. "Ga, nanti  udah tamat kamu pengen jadi apa?"

"Ntahlah, semakin lo dewasa semakin lo gak ngerti apa itu arti cita-cita, saat ini gue mau nikmati momen yang ada, selanjutnya gue akan mengikuti lurus aja soal hidup gue, cari kerja, dapat kerja, naik karir, menikah, punya keluarga kecil, abis itu hidup bahagia, simpel."

"Itu mah perkiraan kamu aja, malah pas dijalani bakal susah."

"Memang, tapikan ada elo."

"Ish bucin banget." Aira geli mendengar ucapan Reyga. Sampai sekarang dia memang masih belum terbiasa dengan tingkah laku Reyga, apalagi kalau sudah menjadi absurd, tapi mungkin itulah yang membuat Aira menyukai Reyga. Biarlah kalau pria itu terlalu dekat dengannya, karena selain Lana dan Reyga yang benar-benar menyayangi Aira.

***

Setelah menyuapi Lana tak berapa wanita yang sudah mulai menua itu tertidur. Aira yang sedang belajar juga merasakan kantuk, setelah mencuci piring, gadis itu memang menyempat diri untuk belajar. Ia kemudian berjalan menuju sofa panjang lalu merebahkan tubuhnya. Seperti kebiasaan remaja pada umumnya, sebelum tidur Aira mengecek ponselnya.

MyFox
Malam synk <3

Aira langsung tertawa membaca pesan dari Reyga. "Ada-ada aja," gumam Aira sambil mengetik.

Me
Siapa ya?

MyFox
Pacar lo_-

Me
Wkwkwkw

MyFox
Ibuk dah tdur?

Me
Udh

MyFox
Lo g tdur?

Me
Ini lgi mau tdur

MyFox
Ydh tdur sana

Me
Ngambek?

MyFox
G ah, ydh tdur sana

MyFox
Jgn lupa mimpiin gue

MyFox
Gue saaayaaaaankkk sama lo muach

Aira kembali tertawa membaca pesan pria itu. Ia langsung menyembunyikan wajahnya di bantal sofa merasakan pipinya memanas. Tapi dia tentu tahu kalau pria itu membalas sambil dengan ekspresi datarnya, karena sesuai kebiasaan Reyga yaitu melakukan sesuatu tanpa harus dipikirkan terlebih dahulu. "Baper tau," ucap Aira tersipu malu dengan pesan pria itu.

Di sisi lain Lana tak benar-benar tidur, dia sengaja pura-pura tidur agar anaknya itu juga ikut tertidur karena tak mau anaknya itu akan kelelahan nantinya. Wanita itu tersenyum melihat tingkah putrinya yang sedang kasmaran, dirinya pun jadi rindu saat dia masih bersama suaminya, sayang rasanya saat tahu kalau suaminya sudah meninggal saat Aira masih SMP. Dia lalu kembali masuk ke kamar, sebenarnya dia mau mengingatkan Aira untuk segera tidur, tapi melihat Aira yang sedang senang dia merasa tidak tega.

Di sisi lain Aira perlahan mulai tertidur karena menunggu balasan dari Reyga. Suara dering notifikasi Aira terbuka, gadis itu dengan segera membuka pesannya, namun dia langsung cemberut membaca pesan yang diberikan Reyga.

MyFox
Acieee baper ya :)

MyFox
Wajar sih karna emng gue jagonya bikin cwek baper
___________________________

REYGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang