II. Bersama

2.3K 163 13
                                    


"Gimana? Masih bisa diri gak?" tanya Reyga yang dibalas anggukan ragu oleh Aira.

Reyga menatap keraguan gadis itu pun menghela napas kasar. Ia kemudian meraih pinggang gadis itu dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi menarik tangan gadis itu agar berdiri.

"Tuh bisa rupanya."

"I-iya ma-makasih."

Reyga mengambil es krim kapnya menggunakan tangan kanannya lalu tangan kiri Reyga merangkul pinggang gadis itu agar Aira tidak jatuh.

"Lo pulang naik angkot 'kan?" tanya Reyga.

"I-iya Reyga," jawab Aira gugup dengan posisi mereka saat ini.

"Oke, biar gue anter ke halte," ucap Reyga kemudian berjalan menggandeng Aira yang terpincang-pincang.

"Lo anak IPA ya?" tanya Reyga memulai pembicaraan, ingatlah kalau Reyga tak suka kesunyian.

"I-iya Rey...emm kamu Reyga, 'kan? Anak IPA 7," ujar Aira berusaha akrab dengan Reyga.

"Yap, gile bener, nama gue jadi banyak yang ngenalin," ucap Reyga dengan bangganya. Padahal namanya dikenal karena kenakalannya, sang rubah antagonis.

"Oh iya kita belum kenalan nih, nama gue Reyga Renard Renjana," ujar Reyga memperkenalkan namanya.

Aira tertawa kecil mendengar nama Reyga yang unik karena semuanya berawalan huruf 'R'.

"Kenapa? Kok ketawa?"

"Nama kamu unik karena awalannya huruf R."

"Tapi keren, 'kan?" tanya Reyga dengan percaya dirinya.

"Iya deh, keren banget malahan." Reyga tertawa mendengar jawaban Aira.

Mereka kemudian sampai di halte depan sekolah. Reyga mendudukkan Aira perlahan lalu dia juga duduk di samping cewek itu.

"Nama elo siapa? Eh elo emang ngomongnya pake 'aku-kamu' ya?" tanya Reyga beruntun.

"Nama aku Aira Sabitah, iya aku emang terbiasa pake 'aku-kamu'," jawabnya.

Reyga manggut-manggut kemudian ia membuka es krim kapnya karena ia memang sudah sangat tergiur ingin mencicipinya.

"Lo mau es krim?" tawar Reyga.

"Emm gak usah deh," tolak Aira meski sebenarnya ia sangat selera.

"Yakin?"

"Iya Reyga."

Reyga merasa tak percaya karena mimik wajah gadis itu. Dia kemudian melotot dengan menatap wajah Aira yang sontak membuat gadis itu membeku takut.

"Lo mau apa enggak?!"

"Mau!" Aira terdiam tiba-tiba lalu menutup mulutnya. Ia seperti dihipnotis oleh Reyga.

"HAHAHA." Reyga tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucu cewek disampingnya itu.

Ia kemudian menyendokkan eskrim itu ke mulut Aira.

"Nah, dikit aja tapi soalnya gue pengen banget," ucap Reyga.

Pipi Aira secara tiba-tiba memanas, ia berusaha agar tidak baper dengan perilaku Reyga itu. Ia kemudian menerima suapan Reyga. Namun pipinya kembali bersemu ketika Reyga memakai sendok bekas mulutnya itu. Berarti itu sama dengan mereka ciu-astaga, Aira langsung menghilangkan pikiran itu.

Reyga sendiri menatap bingung gadis itu karena pipinya yang bersemu. Ia kemudian berpikir tentang pipi cewek yang bersemu. Seketika senyum jahilnya keluar.

"Aira...lo baper yaaaa," ujar Reyga dengan wajah jahilnya.

Aira yang melihat wajah jahil dari Reyga seketika ingin memukul wajah menjengkelkan itu. Namun amarahnya luntur karena rambut lembutnya diacak-acak oleh Reyga, tak tahukah dia sudah seberapa baper Aira?

REYGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang