I. Rubah

3.2K 191 7
                                    

SMA Negeri Bahari adalah sekolah yang cukup terkenal. Salah satu yang terkenal dikalangan para siswa adalah adanya geng sekolahnya khas seperti cerita-cerita fiksi anak muda. Geng bernama Serigala itu sudah cukup lama dari generasi ke generasi. Awalnya geng itu hanyalah berisi anak-anak yang suka tawuran saja, namun setelah regenerasi ketua, geng tersebut mulai mengurangi aktivitas tawuran, mungkin masih ada kenakalan kecil terjadi namun masih dianggap hal yang lumrah. Samuel adalah ketua Serigala generasi saat ini, layaknya protagonis cerita, dia adalah sang alpha yang memiliki ciri khas seorang protagonis. Meski terlihat dingin, Samuel masih mau akrab dan bercanda dengan murid-murid sekolah khususnya murid-murid perempuan.

Namun, layaknya cerita pada umumnya, para murid-murid sekolah Bahari menjuluki seseorang sebagai antagonisnya. Protagonis sebagai sang Alpha Serigala dan lawannya Sigma Rubah.

Rubah. Ketika seseorang memikirkan hewan itu tentu satu hal yang terlintas dibenak mereka, pintar tapi licik.

Kalung berbentuk siluet kepala rubah itu bergantung indah dileher cowok berpakaian SMA itu. Dengan pakaian premannya plus permen karet yang sedang dikunyah membuatnya cocok dikatakan siswa berandalan.

Banyak pasang mata yang meliriknya sambil berbisik-bisik.

"Halo guys!" teriaknya saat masuk ke kelasnya namun naas tak ada yang menjawab. Bukannya kecewa atau marah dia justru tetap tersenyum lalu berjalan ke mejanya.

Ia kemudian duduk berniat tidur sebentar menunggu bel masuk berbunyi. Namun kegiatan yang ingin ia lakukan terhenti karena seseorang datang ke mejanya. Ia duduk di kelas 11 IPA 7, Sekolah Bahari. Entah bagaimana bisa ia bisa masuk ke kelas IPA padahal saat itu Reyga ingin masuk ke kelas IPS.

"Reyga," ucap siswa itu yang dibalas deheman oleh Reyga.

"Lo yang ngambil uang gue yang gue simpen di tas kan!" Tuduhnya.

Seketika emosi Reyga naik mendengar hal itu, ia kemudian berdiri dan mencengkram kerah baju cowok itu.

"Tuduh aja gue! Lo kira gue mau aja ngambil duit lo yang gak seberapa itu!" bentak Reyga tak terima.

"Abisnya lo itu pencuri!" bentak cowok itu tak kalah keras.

"Brengs*k!" umpatnya kemudian memukul teman sekelasnya itu dan berakhir dengan aksi pukul-memukul. Yap benar, sang antagonis mulai beraksi.

***

Kini keduanya berada diruang pengadilan di setiap sekolah yaitu ruang BP.

Setelah insiden perkelahian itu Reyga dan murid bernama Dito itu dipisahkan oleh teman-teman sekelasnya lalu ketua kelas melaporkannya ke BP.

"Dia Bu nuduh-nuduh saya nyuri uangnya," ucap Reyga tak terima.

"Ya abisnya lo dari dulu sering banget nyuri! Siapapun yang kehilangan tentu langsung curiga sama lo!" ujar Dito tak terima.

"Ah sudah-sudah, kali ini saya lepaskan kalian karena tak ada bukti yang menyangkut Reyga pencurinya jadi kalian bisa keluar," tukas Bu Fani.

"Ha gitu dong-"

"Kecuali kamu Reyga! Dito kamu silakan keluar," ujar Bu Fani memotong perkataan Reyga.

"Ta-tapi Bu."

"Kamu masih ada masalah sama saya," ucap Bu Fani sinis.

Dito pun pergi dari ruang BP tak lupa mengejek Reyga terlebih dahulu. Reyga mengumpat dalam hati karena ia tahu masalahnya dengan Bu Fani.

"Laporan dari guru komite kamu belum bayar juga uang komite ya?!"

"Ya maap Bu saya belum punya uang Bu," jawab Reyga tenang seolah-olah ia sudah terbiasa dengan hal ini.

REYGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang