XXVI. Mulai diakui

1K 78 8
                                    


Hari yang paling dibenci oleh Reyga telah datang. Hari perlombaan yang di adakan oleh OSIS. Para murid-murid sangat senang karena acara ini guru-guru memutuskan untuk tidak mengajar sehingga para murid menjadi bebas, dan mereka juga bebas mau pulang.

Murid berkalung rubah itu menatap datar para anggota OSIS yang sedang menyiapkan lomba yang akan diadakan. Murid itu duduk di bawah pohon rindang, dia sudah memakai pakaian olahraga karena memang peserta lomba harus memakai pakaian olahraga.

"Semangat Reyga," ejek Ali yang berada diatas pohon tempat Reyga bersandar.

"Gak usah ngejek lo bangke!" umpat Reyga kuat namun justru membuat Ali tertawa.

"Total ada 6 lomba kalo gak salah," ucap Ali.

"Lomba apa aja Li?"

"Futsal, voli, basket, badminton, tarik tambang, lomba lari. Yang lainnya khusus cewek."

"Bagus 'lah, dari pada entar gue disuruh ikut lomba gambar malah gambar babi gue." Ali langsung tertawa mendengar ocehan Reyga itu. Dia bisa tahu seberapa kesal pria itu karena mendapat hukuman yang aneh seperti itu.

"Gue dengar gosip elo deket banget sekarang sama si Laras sekarang," ucap Ali membuka topik pembicaraan baru.

"Iya." Reyga membenarkan ucapan Ali karena memang dia sangat dekat dengan Laras beberapa hari ini, mungkin juga karena waktu itu dia pergi bersama Laras.

"Gue udah kenal elo dari awal masuk Ga, jadi gue langsung tau gimana elo orangnya." Ali dari atas menatap Reyga, manusia rubah itu tentu menyadari akibat jika berdekatan dengan Laras karena yang Ali tahu Reyga itu peka terhadap apapun.

"Gue juga lagi bimbang mau ngelakuin apa tapi untuk sekarang gue mau nyelesain ini satu persatu dulu," jelas Reyga sambil berdiri lalu pergi meninggalkan Ali. Pengumuman semua peserta lomba agar berkumpul dilapangan mengikuti arahan ketua OSIS. Perlombaan pertama untuk putra dimulai dengan lomba lari. Semua peserta bersiap didekat garis start, para suporter dari setiap kelas menyoraki perwakilan dari kelas mereka kecuali Reyga, dia sama sekali tidak melihat kalau teman-temannya ada yang datang, tunggu! Teman? Memang sejak kapan ia menganggap mereka teman.

"REYGA!!!" Pandangan Reyga langsung beralih keasal suara. Dia melihat Reyna berserta teman sekelasnya lalu Sekar, Nabila, Zara, Michael si banci, Laras dan Salsa.

"SEMANGAT GAAAA!!!"

"BANG GAAA!"

Reyga yang awalnya wajahnya datar langsung tersenyum sinis. "Gak perlu disemangati gue bakal menang," gumamnya lalu bersiap karena sudah mendengar aba-aba.

MULAI!!!

Semua peserta berlari sekencang mungkin saling mendahului. Reyga sendiri langsung berlari mengambil barisan kedua. Dia tak menyangka kalau dia gagal mendapat posisi pertama. Tak masalah baginya, yang penting dia juara. "Gesit amat kaki dia, itu kaki manusia apa kaki kuda ya?" umpat Reyga menatap tajam si pemilik posisi pertama tadi.

"Gak papa Ga, penting elo dah berjuang." Reyga tersentak kaget karena gadis-gadis pendukungnya tadi sudah berada didekatnya.

"Nih minum Ga." Laras memberikan sebotol minuman dingin kepada Reyga yang sontak mendapat sorakan dari teman-temannya.

"Acieeeee."

"Wahh Bang Ga dekat sama Kak Laras ya."

Laras hanya tersenyum malu diikuti dengan pipinya yang bersemu beda dengan Reyga yang hanya memasang tampang biasa saja, karena saat ini yang penting dia harus menang dari lomba-lomba ini. "Thanks buat kalian, lo juga Ras, makasih minumannya," ucap Reyga menerima minuman yang diberikan Laras lalu mengacak-acak rambut Laras sebentar.

REYGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang