XL. Takdir

965 70 4
                                    



Mansion keluarga Guntur kini mulai dipenuhi para undangan termasuk teman-teman Reyga, jujur saja dia masih ragu bahwa dirinya kini menerima banyak orang sebagai temannya, rasanya masih terlalu cepat baginya. Tapi melihat Aira merasa senang mendapatkan banyak teman membuat Reyga berusaha menerima mereka semua.

"Hey."

Lamunan Reyga buyar karena dipanggil Aira. Pria itu menatap gadis di sampingnya yang tersenyum menatapnya. "Kok melamun?" tanya Aira dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. Bukannya menjawab Reyga justru merangkul pundak Aira merapatkan gadis itu dengan dirinya. Jika sudah begini Aira hanya pasrah, dia senang melihat teman-temannya yang senang menikmati pesta ini. Dia yang biasanya selalu sendirian dan hanya ditemani Lana, kini tak percaya akan mendapatkan banyak teman. Sekali lagi Aira berterima kasih kepada Reyga, dia beruntung saat itu percaya kepada Reyga.

"Aira." Keduanya berbalik ketika seorang wanita memanggil Aira. Mata Aira langsung berbinar mengetahui bahwa Ara yang memanggilnya.

"Kak Ara," sapa Aira balik, dia terpesona melihat penampilan gadis berambut pendek itu, sangat imut menurut Aira.

Reyga juga tak munafik, dia akui gadis itu sangat cantik, senyum yang menawan dan lesung pipinya membuat siapapun yang melihatnya akan terpana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reyga juga tak munafik, dia akui gadis itu sangat cantik, senyum yang menawan dan lesung pipinya membuat siapapun yang melihatnya akan terpana. Mata Reyga yang tadinya fokus kepada Ara beralih ketika melihat Elvandra datang dari belakang Ara.

"Bang El," sapa Reyga.

"Eh Ga, sudah jadian kalian ya," ucap El menatap dua sejoli itu.

"Wahh kamu sangat cantik Aira," puji Ara membuat Aira tersanjung.

"Kakak juga cantik banget cocok sama Abang itu," ujar Aira membuat Ara menyengir lucu, sebenarnya Aira berusaha basa-basi saja, karena Aira sedikit takut melihat Elvandra.

"Yuk nongkrong lagi, kamu 'kan udah jadian nih," ajak Ara, Aira ingin menjawab tapi dia menatap Reyga terlebih dahulu, merasa mengerti maksud tatapan Aira, Reyga pun mengangguk lagi pula yang mengajak adalah orang terdekat Elvandra.

"Boleh Kak!" seru Aira senang.

"Kita nongkrong di kafe milik Genta aja, anaknya om Samudra," ucap El.

"Gue sih ikut-ikut aja Bang," timpal Reyga.

"Ya udah deal nih yah?" tanya Ara memastikan, keduanya pun mengangguk sebagai jawaban.

"Ya udah, Ga, kau gabung aja sama kawanmu. Aku sama Ara mau jumpa kawan juga," ucap El.

"Oke Bang."

"Kami pergi dulu." Ara melambaikan tangannya, dia lalu berbalik berjalan di samping Elvandra.

"Daaah Kak." Aira ikut membalas melambai tak lupa dengan senyum bahagianya.

Setelah merasa mereka sudah jauh dari Aira dan Reyga, Ara tertawa pelan membuat Elvandra bingung. "Kenapa?" tanya El.

REYGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang