Jeremia menatap datar pegawai lamanya itu. Reyga yang lupa kalau malam ini dia akan mengikuti acara makan besar dengan keluarga Guntur lupa memilih baju yang pas untuk dirinya. Jadilah dia menggedor-gedor rumah Jeremia meminta agar bosnya itu meminjamkan pakaian formalnya."Udah, cocok kok sama lo, tampilannya udah klasik kok," ucap Jeremia.
"Oke gue pinjam dulu ya bos, entar dua tahun yang akan datang gue kembaliin," ujar Reyga.
"Kampret lo!"
Saat Reyga ingin pergi, dia berbalik mengadahkan tangannya pada Jeremia.
"Apa?" tanya Jeremia heran.
"Uang, buat bayar ojek," jawabnya datar, dasar tak ada otak!
Jeremia mendengus kesal, dia hanya memberikan kunci motornya lalu berbalik tangga menuju kamarnya.
"Jangan sampai lecet!" teriaknya dari atas.
"Untung gak pelit dia," gumam Reyga.
***
Mulut Reyga menganga lebar melihat mansion keluarga besar Guntur. Dia hanya berdiri melongo diantar orang-orang yang sedang berlalu-lalang. Oke, kemana dia selanjutnya? Dia tak punya kenalan disini. "Terobos ajalah anjir." Dengan menguatkan tekad nekatnya Reyga masuk ke mansion yang langsung disambut dengan udara dingin akibat AC mansion tersebut. "Kayak dikutub gue bangs*t!" umpatnya pelan. Reyga terus berjalan tak tentu arah, dia bisa melihat banyak orang-orang berpakaian rapih membawa minuman dan makanan baik itu wanita atau pria yang Reyga yakini sebagai pelayan di mansion besar dan dingin ini. Langkah Reyga terhenti kala ia melihat seseorang bersandar ditembok sambil memainkan ponselnya. Senyum Reyga terbit dengan cepat ia berjalan menuju pria itu.
"Bang El." Yang punya nama melihat kedatangan Reyga, dia langsung berdiri tegap menyambut kedatangan Reyga dengan berjabat tangan.
"Ayo langsung masuk aja kita, semua sudah nunggu kau," ucap Elvandra santai.
"Oke Bang, gak nyangka gue lo pada baik bener mau nung—" Mata Reyga langsung melotot, jadi mereka hanya menunggu Reyga?! Mampus! Berarti dia paling lambat. Dengan gugup dia mengikuti langkah Elvandra menuju sebuah meja lebar nan mewah yang dipenuhi aneka makanan dan tak lupa semua keluarga Guntur disana telah duduk. Namun ada satu hal yang membuat mood Reyga hancur, Reyza ada disana bahkan dia duduk diantar keluarga Isabella bersama Ando dan Reyna. "Kau duduk sama keluarga Tuan Adipati," ucap Elvandra meninggalkan Reyga yang sedang kikuk. Elvandra sendiri sudah duduk bersama keluarga Pradipto yang terdiri dari tuan Pradipto, nyonya Melinda, putri mereka Anastasia dan Elvandra.
Dengan pelan Reyga menarik kursinya yang berada diantara Reyna dan Reyza. Dia benar-benar risih dengan tatapan mereka, bolehkah dia berteriak? Ah jangan, nanti malu-maluin.
"Ekhem!" Reyga langsung menegang kala mendengar suara dari Samudra, putra pertama almarhum Guntur, sekaligus kakak tertua dari 5 bersaudara.
Reyza dan Reyna tersenyum geli melihat tingkah Reyga bahkan Ando sendiri menatapnya dengan tatapan mengejek.
"Baiklah, sekarang ada baiknya kita memulai makan terlebih dahulu, sesuai dengan peraturan dari dulu tidak ada yang boleh berbicara," ucap Samudra dingin. "Baiklah, silakan makan dan jangan lupa untuk berdoa masing-masing," timpalnya.
Kemudian seluruhnya makan diantara keheningan. Jika semuanya makan dengan tenang beda dengan manusia rubah satu ini. Dia bingung bagaimana cara memakan daging ini, mereka semua menggunakan pisau dan garpu. Ingin rasanya Reyga memakan daging panggang ini dengan tangannya. Dia tersentak kala dari samping Reyna membantu dengan memotongkan daging itu menjadi beberapa potongan lalu setelah itu gadis kupu-kupu itu tersenyum manis kepadanya. Mendapat perlakuan dari adiknya itu Reyga mengangguk kikuk lalu memulai memakan daging yang sudah terpotong-potong itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYGA ✓
Teen FictionGeng 'Serigala' adalah sebuah geng yang dipimpin oleh Samuel dengan khasnya sebagai pemimpin. Para murid-murid disana menyebutnya seperti karakter protagonis dalam cerita novel. Namun, jika ada protagonis maka pasti ada sang antagonisnya. Dia adalah...