Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading.
========================
Rafa sudah menyelesaikan urusan perkuliahannya di Kampus UI Depok. Setelah itu dia bertemu dengan Ben di Fakultas Ilmu Komputer. Dari kejauhan, dia melihat Ben duduk di pojok kantin fakultas.
“Pak Dokter!” panggil Ben sembari memamerkan deretan gigi.
Rafa melotot, melihat situasi di sekitar yang langsung memperhatikannya gara-gara Ben memanggilnya dengan sebutan Pak Dokter.
“Ngapain sih manggil gue pake embel-embel dokter, masih juga jadi mahasiswa,” protes Rafa. Kini dia duduk di depan Ben.
Ben menyengir, “Ya kan nanti lo bakal jadi Pak Dokter.”
Tidak ada yang salah dengan perkataan Ben, tapi Rafa sedikit risih dipanggil dengan embel-embel “dokter”.
“Gimana kuliah lo?” tanya Rafa. “Lancar?”
“Lancar sih,” balas Ben.
“Udah bisa dong jadi hacker?”
“Lo pikir, tujuan gue kuliah jurusan ilmu komputer untuk jadi hacker doang?” sinis Ben.
Rafa terkekeh. “Kan biasanya anak IT pasti jadi hacker.”
Memang jurusan IT itu identik dengan hacker. Mengotak-atik komputer adalah hal yang biasa. Namun, terkadang pendapat segelintir orang, bahwa anak IT pasti jago hacker. Tidak semua anak IT jago hacker karena hacker adalah kemampuan yang paling terampil dalam bidang IT. Bahkan, banyak yang menyalahgunakan kemampuan tersebut untuk melakukan kejahatan IT, misalnya meretas berbagai hal seperti pencurian data, hacking, defacing, cybersquatting, dan lain-lain.
“Jadi hacker yang memiliki nilai positif, jangan sampe jadi hacker yang melakukan cyber crime.”
Dari dulu, Ben memang hobi dalam bidang komputer. Bahkan sewaktu dia duduk di bangku SMA, Ben sudah tertarik mengerjakan pemrograman seperti membuat desain web atau aplikasi mobile.
Percayalah, jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat itu membuat kita lebih ikhlas menjalani kuliah. Karena apa pun yang dijalani berdasarkan hobi, pasti dilakukan dengan sepenuh hati tanpa setengah-setengah. Sebaliknya, ketika memilih sesuatu berdasarkan paksaan, pasti menjalaninya tidak sepenuh hati dan ujung-ujungnya menjadi sebuah penyesalan.
“Eh, itu Sean sama Nial,” seru Ben sambil menunjuk Sean dan Nial.
Rafa mengikuti arah pandang Ben. Benar saja, Sean dan Nial sedang menuju ke meja mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love or Pity | JAEROSÉ ✔
Novela JuvenilRafa Malven Narendra, hanya dengan pertemuan pertamanya dengan Raysha Samira, membuat hati dan perasaannya berubah secepat itu. Raysha dengan kekurangan yang dimilikinya menjadi bentuk kekaguman bagi Rafa. Pertemuan yang tidak disengaja antara Rafa...