Rafa Malven Narendra, hanya dengan pertemuan pertamanya dengan Raysha Samira, membuat hati dan perasaannya berubah secepat itu. Raysha dengan kekurangan yang dimilikinya menjadi bentuk kekaguman bagi Rafa.
Pertemuan yang tidak disengaja antara Rafa...
Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading.
=======================
Denganmu bagai terbang melayang Kita berdua slalu bersama Bagai di surga dan tak kan terpisahkan
Denganmu hidup ini sempurna Tak ingin lagi meraih cita Cukup denganmu cinta
🎵 Mytha Lestari - Denganmu Cinta 🎵
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika biasanya Raysha menikmati waktu weekend-nya dengan nonton drakor atau baca novel, kini weekend-nya tidak begitu membosankan.
Raysha membedakan saat di mana dia masih sendiri tanpa pacar dan saat dia sudah memiliki pacar. Kalau Raysha tiba-tiba bosan, Rafa selalu mengajaknya pergi, sekadar membeli es krim di supermarket terdekat. Bahkan, waktu check up, Rafa juga menemaninya.
Rafa sama sekali tidak keberatan melakukan apa saja demi Raysha. Sebuah ketulusan yang dimiliki untuk orang yang spesial.
Hubungan mereka berjalan satu minggu, sedikit pun tidak ada pertengkaran kecil di antara Raysha dan Rafa. Keduanya tidak pernah terlibat cekcok, timbal balik selalu melakukan hal-hal manis demi kenyamanan satu sama lain.
Raysha melihat pantulan dirinya di cermin, dia sudah bersiap untuk bertemu Rafa. Sebuah loose shirt dipadukan dengan celana jeans putih menjadi pilihan Raysha kali ini. Raysha tipe cewek yang tidak begitu ribet dalam berpenampilan.
"Ini kencan pertama gue sama Rafa di hari weekend," ucap Raysha. dia kembali memoles bibirnya dengan liptint, lalu sedikit merapikan rambut panjangnya.
"Pantesan Zalfa selalu bilang kalau pacaran itu rasanya beda, emang beda sih. Ada yang ngajakin jalan, ada yang perhatiin." Raysha melengkungkan senyum, sembari mengingat beberapa momen manisnya bersama Rafa.
Suatu harapan Raysha adalah Raysha tidak mau hubungan yang sudah dia yakini sepenuh hati malah membawanya pada sebuah rasa sakit. Raysha sudah menetapkan hatinya untuk Rafa dan dia memercayai Rafa sepenuhnya.
Setelah dirasa cukup, Raysha bergegas keluar dari kamar, tidak lupa membawa sling bag. Raysha menutup pintunya, tapi sesaat kemudian langkahnya terhenti. Raysha meringis pelan, kepalanya berdenyut juga punggungnya terasa nyeri.
Beberapa kali Raysha mengerjapkan mata, memulihkan kesadarannya. Raysha terus berusaha agar rasa sakit itu segera pergi, samar-sama dia melihat Rafa tengah berbincang dengan Bara.
"Please, biarin gue bahagia sebentar aja. Please, jangan sekarang," lirih Raysha. setidaknya kalaupun dia drop, Raysha tidak mau hari yang seharusnya menjadi hari bahagianya bersama Rafa malah sirna begitu saja karena penyakitnya.