Rafa Malven Narendra, hanya dengan pertemuan pertamanya dengan Raysha Samira, membuat hati dan perasaannya berubah secepat itu. Raysha dengan kekurangan yang dimilikinya menjadi bentuk kekaguman bagi Rafa.
Pertemuan yang tidak disengaja antara Rafa...
Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading.
=======================
When the night comes crawling I'm holding on For something to change, tension to break It's about time
🎵Song: New Hope Club - Let Me Down Slow🎵
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Balutan dress berwarna merah terlihat sangat serasi saat Audrey dengan anggunnya bergaya di depan kamera. Gadis itu sedang melakukan pemotretan untuk sampul majalah terbarunya. Cahaya flash kamera menyilaukan mata, seiring dengan pergantian gaya yang elegan.
"Finish," ucap seorang kameramen.
Audrey bernapas lega, akhirnya pekerjaan melelahkan ini cepat berakhir. Gadis itu pergi ke ruang ganti, mengganti dress-nya dengan pakaian santai.
Wrap blouse biru dipadukan dengan high-waist jeans hitam terlihat serasi di tubuhnya. Urusan fashion, Audrey adalah juaranya. Sejak kecil, keluarganya selalu mengenalkan fashion padanya. Memakai barang branded sudah menjadi kebiasaan sehari-harinya, mengingat keluarganya adalah pemilik majalah bernama Her World—berkonten fashion and beauty, ship,lifestyle, dan topik seputar dunia.
Audrey keluar dari lokasi pemotretan, senyumnya mengembang saat melihat mobil seseorang yang tak asing baginya sudah terparkir di dekat lokasi. Audrey mendekati mobil itu. Kaca mobil sang pemilik mobil terbuka, menampilkan sosok cowok yang akhir-akhir ini sering menemaninya ke mana pun dia pergi.
"Lama?" tanya Audrey yang baru memasuki mobil.
Cowok itu menggeleng, lantas melepas kacamata hitam miliknya.
"Anything for you," ucapnya. Matanya menyipit, melihat raut wajah Audrey yang mendadak murung.
"Are you okay?" tanyanya, cowok itu melajukan mobil.
Audrey menggeleng pelan.
"Ada masalah sama pacar lo?" tanyanya.
Sepertinya Audrey harus menceritakan uneg-unegnya. Baru kali ini Rafa membuatnya kesal, membatalkan janji untuk bertemu secara mendadak. Mood Audrey yang bagus mendadak hancur karena Rafa membatalkan pertemuan mereka. Jarang-jarang Audrey punya waktu free, tapi Rafa malah seenaknya membatalkan janji.
"Gue kesel setengah mati sama Rafa," curhatnya. Harus Audrey akui, selama ini cowok di sebelahnya adalah tempat dia bercerita, termasuk cerita tentang rutinitas Audrey.
Cowok itu masih fokus menyetir, tapi telinganya mendengarkan dengan khidmat setiap perkataan Audrey.
"Putusin aja."
Audrey melotot. "Itu bukan solusi!" balasnya sengit. Masa iya dia memutuskan Rafa, cowok yang sudah hampir satu tahun bersamanya. Cowok yang dengan sabar menerima segala kesibukannya.