Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading.
=====================
For months on end I've had my doubts
Denying every tear
I wish this would be over now🎵 Sam Smith - I'm Not The Only One🎵
Raysha menghampiri Rafa, ingin memberi selamat atas keberhasilan Rafa dan tim basketnya memenangkan kompetisi ini.
“Congrats, ya,” ucap Raysha.
Rafa mengangguk, lalu membalas ucapan Raysha dengan senyum singkat. Sekarang dia bisa bernapas lega karena apa yang ditakutkannya tidak terjadi. Untung saja Audrey tidak menghampirinya, kalau tidak sudah dipastikan Raysha mengetahui apa yang Rafa sembunyikan.
“Udah baikan, Ray? Mending ke kelas.”
“Enggak ah, gue mau ngucapin selamat dulu ke elo,” ucap Raysha yang kini memperhatikan kaki Rafa. “Kaki lo gakpapa, kan?” Raysha terlihat khawatir.
“Ah ini, cuma keseleo dikit.”
“Tuh cowok siapa sih? Kasar banget mainnya.”
“Bukan siapa-siapa cuma orang gak penting.”
Rafa melihat ke sekelilingnya, tanpa dia sadari sebelumnya Nial dan Ben melihat ke arahnya sedangkan Sean sudah meninggalkan lapangan bersama Zalfa. Rafa mengumpat dalam hati, teman-temannya pasti bingung kenapa Raysha terlihat begitu dekat dengannya. Sepertinya Rafa harus mempersiapkan beberapa jawaban untuk menjawab rentetan pertanyaan dari ketiga temannya. Apalagi Nial yang tingkat keponya tidak terhingga.
“Itu cewek yang pernah datengin Rafa, kan? Gue masih inget.”
Ben membenarkan ucapan Nial. “Iya, gue juga masih inget. Kok kelihatannya akrab banget ya sama Rafa?”
“Gue juga baru inget, akhir-akhir gue sering lihat dia gabung sama Zalfa. Kayaknya anak baru deh.”
Beberapa spekulasi Nial dan Ben terus terjadi, menerka-nerka siapa cewek yang sedang berbincang dengan Rafa. Yang membuat mereka heran adalah selama ini Rafa sudah memiliki pacar, apa Rafa tidak takut Audrey melihatnya bersama cewek lain?
“Gue ke kelas ya. Oh iya, sesuai janji gue, nanti gue traktir seblak. Oke?”
Rafa tertawa pelan. “Bisa-bisanya mau traktir seblak.”
“Terus apa? Lo mau gue kasih pelukan gitu?” Raysha langsung menutup mulutnya yang tidak bisa diajak kompromi. Dia merutuk dalam hati dan merasa malu. Raysha berbalik, lalu meninggalkan Rafa begitu saja.
“Bodoh banget gue, sialan,” umpatnya. Tidak ada hal lain yang dilakukan Raysha selain menghindari Rafa. Malunya sampai ubun-ubun.
Sedangkan Rafa, masih senyum-senyum sendiri. Ternyata Raysha jago banget buat orang melayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love or Pity | JAEROSÉ ✔
Ficção AdolescenteRafa Malven Narendra, hanya dengan pertemuan pertamanya dengan Raysha Samira, membuat hati dan perasaannya berubah secepat itu. Raysha dengan kekurangan yang dimilikinya menjadi bentuk kekaguman bagi Rafa. Pertemuan yang tidak disengaja antara Rafa...