🌹1| Pertemuan Pertama

1.7K 265 30
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca.

======================
Meski bibir ini tak berkata
bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara bahwa aku inginkan kau ada di hidupku.

HiVi - Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi 🎵

Rafa Malven Narendra, cowok itu sedang dalam mode kesalnya lantaran harus memenuhi panggilan papanya ke rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafa Malven Narendra, cowok itu sedang dalam mode kesalnya lantaran harus memenuhi panggilan papanya ke rumah sakit. Cowok berlesung pipi itu menghempaskan pintu mobil kasar, lalu keluar memasuki rumah sakit.

Papanya—Bagas Narendra—berprofesi sebagai dokter sekaligus pemilik Rumah Sakit Citra Medika.

Rafa mengambil posisi duduk di tempat duduk lorong rumah sakit, lantas mengambil ponsel yang memiliki tiga kamera di belakang. Rafa mencari kontak papanya, lalu mendekatkan ponselnya ke telinga—menunggu jawaban dari sang papa.

"Angkat dong, Pa," gerutunya sedikit kesal.

Karena panggilannya tidak kunjung diterima sang papa. Rafa memutuskan untuk ke ruangan papanya. Barangkali, papanya ada di sana.

Sebelum memasuki ruangan itu, Rafa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sebenarnya, dia bisa saja masuk tanpa permisi. Statusnya sebagai anak pemilik rumah sakit ini tidak menjadikan Rafa bisa bersikap semaunya. Rafa masih mementingkan nilai sopan dan santun.

Rafa is a good boy.

"Mas ganteng cari siapa?"

Suara seseorang mengejutkan Rafa. Dia berbalik dan mendapati seorang suster tengah tersenyum padanya. Ah, iya. Rafa tidak asing dengan suster ini. Setiap kali dia ke rumah sakit, suster ini selalu menggodanya—memanggilnya dengan sebutan "Mas Ganteng". Bukannya malah senang dipanggil "Mas Ganteng", Rafa justru risih.

Rafa tersenyum sedikit ke suster itu. Yang disenyumi sudah salah tingkah, mesem-mesem tidak jelas.

"Duh manisnya," ucap suster itu dengan suara centilnya.

"Suster tau Dokter Bagas di mana?" tanya Rafa, berusaha bersikap sopan, walaupun di dalam lubuk hatinya ingin memaki suster di depannya.

Rafa sabar. Tahan emosi lo.

"Oh, bapak mertua? Tadi lagi ke ruangan pasien VIP Nomor 35 A, Mas."

Rafa semakin risih. Ini suster ingin membuatnya mati muda. Padahal, jelas-jelas umur Rafa lebih muda darinya, bisa-bisanya memanggil Rafa dengan sebutan "Mas". Ditambah kehaluannya yang di atas rata-rata dengan menyebut papanya "Bapak Mertua".

Love or Pity | JAEROSÉ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang