Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading.
=======================
Song : Stefflon Don - 16 Shots 🎵
Rafa mematikan sambungan teleponnya. Barusan Ben meneleponnya, memberitahu sesuatu. Cowok itu bergelut dengan pikirannya, antara menerima tawaran itu atau tidak. Dia merasa bimbang sekarang.
"Untuk kali ini aja," putus Rafa. Rafa memakai jaketnya, lalu keluar dari kamar. Malam ini dia akan menuju suatu tempat, membuktikan pada seseorang yang menantangnya bahwa Rafa bukan pengecut.
Rafa menuju lokasi yang dikirimkan Ben. Cowok itu keluar dari mobil, lantas menyapu bersih sekelilingnya. Suasana di sini sangat ramai dengan anak-anak remaja yang menunjukkan kesombongannya atas apa yang mereka miliki.
Dari kejauhan, dia melambaikan tangan pada Ben, Nial, dan Sean yang sudah ada di sana. Tempat ini adalah arena balap mobil, masih di daerah kawasan Jakarta—lebih tepatnya di Kawasan Arteri Pondok Indah.
Rafa ke sini untuk memenuhi tantangan seseorang. Tantangan yang seharusnya tidak dia pedulikan, namun Rafa tidak bisa mengabaikannya—tidak mau dianggap pengecut.
"Lo yakin mau ikut tantangan dia?" tanya Ben memastikan.
"Kalau gue gak ikut, gue pasti jadi bulan-bulanan dia.""Gue harap lo menang, Raf. Gue juga muak kenapa dari dulu tuh cowok haus pengakuan gak pernah kapok nantangin lo," semprot Nial.
"Good luck, Raf." Sean menepuk pelan pundak Rafa.
Sebuah tepukan tangan, membuat semua orang mengalihkan pandangannya ke seseorang yang kini berjalan mendekati Rafa. Cowok itu tersenyum sinis, memandang remeh ke arah Rafa.
Roy Aldriano—cowok yang tidak pernah berhenti menantang Rafa dan menganggap Rafa adalah rival abadinya. Semuanya berawal saat tim basket mereka bertanding. Rafa dan Roy sama-sama kapten tim basket di sekolah mereka, sama-sama harapan dari sekolah agar membawa harum nama sekolah. Namun, setiap kali sekolah mereka bertemu di ajang pertandingan basket, SMA Galaxi selalu berhasil mengalahkan SMA Cendrawana.
Malam ini, Roy menantang Rafa balap liar. Di basket dia selalu kalah dengan Rafa, namun kali ini dia ingin menunjukkan pada Rafa bahwa dia bisa mengalahkan Rafa.
"Punya nyali juga datang ke sini?"
Rafa tersenyum miring, tatapan keduanya bertemu. Rafa dengan tatapan santai sedangkan Roy menatapnya penuh kobaran api.
"Ternyata anak mama kayak lo berani juga terima tantangan gue." Roy menyulut emosi Rafa. Bisa dia lihat, bahwa wajah Rafa memerah.
"Kalau kalah jangan nangis lo!" Itu suara Nial, ingin rasanya dia memberikan bogeman mentah pada Roy yang sudah mengata-ngatai Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love or Pity | JAEROSÉ ✔
Novela JuvenilRafa Malven Narendra, hanya dengan pertemuan pertamanya dengan Raysha Samira, membuat hati dan perasaannya berubah secepat itu. Raysha dengan kekurangan yang dimilikinya menjadi bentuk kekaguman bagi Rafa. Pertemuan yang tidak disengaja antara Rafa...