Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading 💕
========================Semalaman Raysha mengalami demam tinggi. Belum lagi darah segar yang keluar dari hidungnya, membuat Raysha berada pada situasi lelah.
Panji terpaksa menelepon sahabatnya malam-malam untuk memberikan pertolongan pada Raysha. Awalnya Raysha mau dibawa ke rumah sakit, tapi gadis itu menolak mentah-mentah.
Pagi-pagi sekali Raysha sudah bangun dari tidurnya. Dia baru bisa tidur pukul satu malam karena kondisi tubuhnya benar-benar drop. Pagi ini, dia merasa tubuhnya lebih baik. Panasnya turun, tidak seperti kemarin. Dokter Bagas menyuntikkan sesuatu agar panasnya turun.
Hari ini, Raysha akan tetap pergi ke sekolah. Sudah pasti kedua orang tuanya akan melarang, terutama Bara. Raysha tidak bisa berdiam diri di rumah. Tekadnya sudah bulat, hari ini dia tetap pergi ke sekolah.
Raysha susah siap dengan seragamnya, di ruang maka sudah ada Panji, Atika, dan Bara. Mereka menatap Raysha secara bersamaan. Namun, Raysha mengabaikan tatapan itu dan mengambil posisi duduk di sebelah Atika.
"Papa melarang kamu sekolah hari ini," ucap Panji.
"Ray mau belajar aja dilarang." Raysha mengambil roti lalu mengolesnya dengan selai cokelat.
Bara terlihat tidak peduli. Dia masih kecewa dengan Raysha yang membohongi Atika. Gara-gara Raysha pergi ke rumah Zalfa, Raysha kembali drop kemarin malam.
"Nak, kemarin malam kamu drop lagi. Kami gak mau kamu kenapa-napa di sekolah," ucap Atika lembut. Dia lebih mengerti bagaimana caranya menyikapi Raysha yang terkadang melakukan hal semaunya.
"Maka hari ini Ray gak akan drop lagi. Lagian, bukannya selama ini Ray juga sering drop ya? Bahkan, di rumah aja sering drop." Apa yang dikatakan Raysha barusan mematahkan tanggapan mereka yang menganggap bahwa penyebab Raysha drop karena Raysha pergi ke rumah temannya. Padahal, selama ini Raysha juga sering drop tanpa melakukan aktivitas berlebihan.
"Kebahagiaan itu hal yang utama, kan?" Raysha menatap satu per satu keluarganya. "Apa yang Ray lakuin itu tidak membahayakan diri sendiri. Cuma kumpul sama sahabat-sahabat Ray. Ray juga selalu rutin minum obat. Jadi, please ... Ray bisa memilih hal yang baik dan meninggalkan yang gak baik. Maafin Ray karena udah bohong kemarin, itu karena Ray pengin banget main sama temen-temen. Kalau izin juga gak bakal diizinin, kan?"
Bara menunduk, jika disuruh memilih lebih baik dia tuli sementara daripada mendengar keluhan Raysha yang membuat hatinya sakit.
"Ray mau capai hal yang belum Ray raih selama ini. Kita gak tau apa yang akan terjadi selanjutnya." Satu tetes air mata jatuh di pipi Raysha. Dia hanya ingin keluarganya mengerti bahwa Raysha ingin bahagia dengan caranya sendiri, bahwa Raysha bisa menjaga dirinya, dan tidak berbuat di luar batas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love or Pity | JAEROSÉ ✔
Teen FictionRafa Malven Narendra, hanya dengan pertemuan pertamanya dengan Raysha Samira, membuat hati dan perasaannya berubah secepat itu. Raysha dengan kekurangan yang dimilikinya menjadi bentuk kekaguman bagi Rafa. Pertemuan yang tidak disengaja antara Rafa...