(N)SB : bagian 1

225K 3.2K 72
                                    

Happy Reading !!!

***

"Bangun Baby,” seorang laki-laki dewasa tampan menepuk-nepuk pipi seorang gadis yang masih terlihat nyaman dalam tidurnya meski sinar matahari sudah menerobos masuk melalui jendela yang tirainya sudah terbuka.

Baby, wake up kamu ada kuliah pagi ini.” Gadis itu tidak juga bergeming, membuat Devario menghela napasnya pelan karena sang putri begitu sulit di bangunkan.

Devario Albern Caldwell, pria berusia tiga puluh tujuh tahun itu sudah sangat sukses dengan bisnis-bisnisnya dalam berbagai bidang, seorang pria lajang yang memiliki seorang putri berusia dua puluh dua tahun yang masih duduk di bangku kuliah semester akhirnya. Aliana Casey, seorang gadis cantik yang periang dan begitu manis juga manja pada sang Daddy yang juga memanjakannya.

Aliana bukanlah anak kandung Devario, gadis itu anak yang Devario adopsi lima belas tahun lalu dari sebuah panti asuhan yang saat itu di gusur karena tanah yang ditempati bangunan panti sudah di jual oleh pemiliknya.

Devario yang kebetulan membeli lahan itu pada akhirnya memutuskan untuk mengadopsi salah satu dari anak panti tersebut karena tidak tega, dan pilihannya jatuh pada Aliana, bocah perempuan dengan sorot mata teduh dan manis yang berhasil mencuri perhatian Devario begitu mereka bertatap mata untuk yang pertama kalinya.

Sejak saat itu, Devario menjaga Aliana dengan baik, menyayanginya seperti layaknya seorang ayah dan memanjakannya sebagaimana pada darah dagingnya sendiri.

Dari Aliana berusia tujuh tahun, hingga sekarang bocah itu beranjak dewasa, tidak sedikitpun Devario mengabaikannya. Apa pun yang diinginkan putrinya selalu Devario turuti tanpa terkecuali selama itu masih berada di batas normal, meskipun tak jarang Aliana meminta hal-hal yang tak masuk akal.

“Kalau gak bangun juga, Daddy bakar semua poster korea kamu, ya, princess.” Jurus terakhir Devario untuk membangunkan sang putri. Dan, ya itu berhasil. Aliana langsung terbangun dan duduk, menatap dady-nya dengan tatapan horror.

“Jangan coba-coba!” ancamnya tajam.

“Kalau begitu cepat mandi dan bersiap, Daddy antar kamu ke kampus.” Devario kemudian berdiri dan menarik tangan anaknya untuk turun dari tempat tidur, mendorong pelan Aliana untuk masuk ke kamar mandi sebelum kemudian Devario melangkah keluar dari kamar putrinya itu. Ia juga harus bersiap untuk ke kantor.

Tidak butuh waktu lama untuk Devario bersiap karena sebelum membangunkan Aliana, dirinya sudah mandi dan kini tinggal mengganti pakaiannya. Kemeja navy, celana bahan hitam dan jas senada sudah melekat di tubuh atletisnya, kemudian jam tangan, dasi dan sepatu ikut melengkapi penampilannya. Devario kembali dari kamarnya, menuruni undakan tangga dan menunggu Aliana di meja makan sambil menikmati kopi hitamnya yang sudah di sediakan pelayan tidak lupa tablet di tangannya yang fokus di pandangi.

“Selamat pagi Daddy,” sapa Aliana langsung melayangkan kecupan di pipi pria dewasa itu, mengalihkan Devario dari tabletnya.

“Pagi princess,” balasnya seraya melayangkan kecupan di pipi gadis itu seperti biasa, lalu menarik kursi di sebelahnya dan menyuruh Aliana untuk duduk di sana.

Seorang pelayan datang dan mengambilkan sarapan untuk Devario juga Aliana, menyiapkan minum dan segala macamnya, lalu kembali undur diri dan membiarkan majikannya itu sarapan.

Di rumah besar dan luas ini, Devario memang hanya tinggal berdua dengan Aliana, sementara lima pelayannya menempati paviliun samping bersama supir dan tukang kebun. Satpam sendiri memiliki tempatnya sendiri untuk istirahat.

“Nanti pulang jam berapa? Daddy gak bisa jemput karena ada meeting di luar kota. Pulang mungkin malam,” kata Devario di tengah aktivitas sarapan mereka.

(Not) Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang