(N)SB : Bagian 14

61K 1.4K 53
                                    

Happy Reading !!!

***

Baby, kalau seandainya nanti orang tuamu datang bagaimana?” tanya Devario setelah menyelesaikan aktivitas panas mereka dan juga mandi di tengah malam yang cukup dingin ini. Jam baru menunjukkan pukul dua dini hari saat ini, tapi Aliana maupun Devario sudah tidak lagi merasakan kantuk. Maka dari itu kesempatan ini digunakan Devario untuk menanyakan perasaan Aliana mengenai keluarganya.

“Aku tidak tahu,” jawabnya singkat seraya menggelengkan kepala, menatap kosong pada langit-lagit kamar yang temaram karena hanya lampu tidur saja yang menyala saat ini.

“Apa kamu merindukan mereka?” lagi Devario bertanya, dan Aliana menjawab dengan gelengan kepala.

“Aku bingung,” kata Aliana, lalu mengubah posisi tidurnya jadi menyamping, melingkarkan tangan di pinggang sang Daddy lalu menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria dewasa itu. “Daddy, apa mungkin mereka merindukanku?” lanjutnya bertanya dengan suara teredam. “Aku tidak tahu bagaimana perasaanku selama ini. Dulu aku terlalu kecil untuk mengerti alasanku berada di panti hingga pada akhirnya perlahan aku mulai memahaminya, apalagi dengan datang anak-anak baru yang tiba-tiba tinggal di sana. Cerita demi cerita aku dengar tentang kehidupan mereka sebelum masuk panti. Mereka tidak memiliki orang tua, tidak memiliki keluarga. Dari sana aku mulai berpikir, dari mana sebenarnya aku berasal, dan aku memberanikan diri bertanya pada ibu Arin. Tapi beliau hanya mengatakan bahwa aku di titipkan seseorang sejak usiaku satu tahun.  Tidak ada identitas, tidak tahu nama orang tuaku, dan tidak juga tahu asal usulku, membuatku kadang merana,”

Devario merasakan kausnya basah saat ini. Tanpa harus mencari tahu, ia tahu bahwa kini Aliana tengah menangis diam-diam. Devario tidak berniat untuk menghentikan, karena ia memang butuh mengetahui isi hati Aliana yang sesungguhnya. Isi hati yang selama ini mungkin saja disimpannya seorang diri karena Devario yang juga memang tidak pernah membahas mengenai keluarga dari perempuan itu sendiri.

“Ada rindu yang aku rasakan setiap kali mendengar kata keluarga, tapi aku tidak tahu harus kutujukan pada siapa. Bersamaan dengan itu pula rasa sakit menggerogoti. Di dalam lubuk hati terdalam aku sering bertanya-tanya mengapa aku bisa berada di panti, mengapa aku tidak bersama orang tuaku, apa mungkin mereka telah tiada, apa mungkin mereka membuangku, tidak menginginkan aku? Dan berbagai pertanyaan lainnya yang tidak pernah aku temukan jawabannya. Bertahun-tahun aku mengabaikan mengenai keluarga karena aku merasa bahwa hanya bersama Daddy hidupku sudah bahagia, kasih sayang yang aku dapatkan dari Daddy cukup bahkan mungkin berlebih. Namun tidak bisa di bohongi bahwa aku juga ingin tahu dimana keluargaku yang sesungguhnya, dimana mereka dan mengapa tidak datang mencariku. Apa mungkin aku tidak berarti, maka dari itu mereka membuangku?” isakan mulai terdengar dan kini bahu Aliana sudah bergetar.

Devario yang tidak tega langsung mengeratkan pelukannya, mengecup puncak kepala Aliana berkali-kali dengan perasaan sakit menyeruak ke ulu hati. kesedihan Aliana Devario rasakan dengan nyata, dan ia berjanji akan melakukan apa pun untuk wanitanya itu. Ya wanita, karena kegadisannya sudah Devario renggut beberapa jam yang lalu.

Daddy, apa Daddy sudah tahu keberadaan mereka? Apa Daddy sudah tahu dari mana aku berasal, dan alasan kenapa aku di buang?” Aliana memundurkan kepalanya sedikit ke belakang agar dapat melihat wajah sang daddy yang sejak tadi tidak bersuara.

Devario menggelengkan kepalanya, memilih untuk berbohong. Dan itu membuat Aliana mendesah kecewa, dengan sorot sedih yang amat ketara, membuat Devario tidak tega, tapi juga belum siap jika harus memberi tahu perempuan itu yang sebenarnya.

“Apa kamu ingin bertemu dengan mereka? Jika iya, maka Daddy akan berusha mencarinya untukmu,” kata Devario dengan nada sungguh-sungguh. Ya, Devario tidak akan egois jika memang Aliana ingin bertemu keluarganya, hanya saja Devario akan pastikan bahwa siapapun tidak akan ada yang bisa mengambil Aliana dari sisinya, meski keluarganya sekalipun.

(Not) Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang